Lihat ke Halaman Asli

Rasa Kuatir Dan Sugesti Diri

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13002672701609081619

[caption id="attachment_94805" align="alignleft" width="300" caption="Pesan Ibu, from google image"][/caption] Saat saat aku mau menghadapi ujian akhir nasional (UAN) ditahun ini banyak sekali kekuatiran-kekuatiran yang melanda hatiku sehingga menimbulkan rasa takut yang sesungguhnya tidak perlu terjadi, lama sekali aku dibelenggu dengan rasa yang satu ini, kuatir dalam menghadapi soal-soal ujian, takut tidak lulus dan lain sebagainya bercampur menjadi satu dan ini sangat menyiksa bathinku. Tapi aku sangat mensyukuri karena Ibuku sangat memahami keadaan putrinya yang sedang dibelenggu rasa kekuatiran ini dan malam tadi Ibuku memberikan sedikit nasehat yang sangat berarti dan belum pernah terpikirkan olehku yaitu mengenai 'sugesti diri'. Ibuku mengatakan: "Dengan rasa kuatir yang berlebihan sebenarnya secara tidak sadar seseorang telah merancang dan memaksakan hal-hal buruk terjadi padanya".Inilah kata-kata yang disampaikan ibuku yang sangat berarti bagiku yang segera menyadarkan aku akan sebuah kekuatiran yang membelengguku selama menghadapi ujian akhir nasional ini. Dan bila rasa kuatir yang berlebihan ini dibiarkan berlarut-larut maka akan 'mensugesti diri' untuk menerima hal-hal buruk yang kita takutkan itu, maka nasehat ibuku janganlah kita larut dalam rasa kuatir yang berlebihan sehingga rasa kuatir itu menguasai dan membelenggu kita tapi seharusnya malah kita harus menguasai rasa takut itu dan kita kendalikan dengan sebuah keyakinan diri bahwa kita mampu untuk menghadapi semuanya, sehingga sugesti positif akan memberikan 'energi'yang sangat luar biasa yang tidak pernah kita duga kekuatannya, dan digenapi dengan kekuatan do'a yang kita panjatkan kepada Sang Khalik Allah SWT, niscaya semuanya akan memberikan kekuatan yang sangat dahsyat sehingga kita mendapatkan keberhasilan sesuai yang kita inginkan. Ibuku mengingatkan, karena yang kutakutkan itulah yang menimpa dan menyiksa aku dan yang kucemaskan itulah yang mendatangi aku, sehingga aku tidak mendapatkan ketenangan dan ketentraman, aku tidak dapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul. Sungguh bersyukur sekali aku memiliki seorang Ibu yang sangat sayang dan mengerti aku, dan malam itu juga aku melakukan sholat menghadap Sang Illahi dan berdoa sekaligus bersyukur atas semua nikmat yang sudah Allah limpahkan kepadaku melalui tangan dan hati malaikat suciNya yaitu Ibuku yang sangat aku cintai, terima kasih Ibu, semua yang Ibu berikan adalah cahaya kehidupanku. I Do Love You Mommy... Semoga dengan kesadaran yang baru saja aku dapati ini, semua proses ujian akhir nasional ini akan kulalui dengan baik dan memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan, mohon doanya ya..., buat semua teman, sahabat dan handai-tolan di Kompasiana ini. Amin... Salam Kompasiana, Titi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline