Lihat ke Halaman Asli

Pemikiranku Tentang Kebohongan Publik

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sering aku berpikir kenapa ya kondisi Indonesia sekarang menjadi seperti ini?

Setidaknya ada 10 hal yang mungkin membuat semua ini terjadi, inilah hasil pemikiran sederhanaku...

1. Bangsa kita mudah sekali tersulut/terprovokasi dengan isu-isu yang sebenarnya sederhana, misalnya ributnya para pendukung bola mania, kok berantem hanya karena hal seperti itu.

2. Bangsa kita mudah sekali dialihkan perhatiannya, misalnya minggu ini baru aja ada berita ketidak-adilan terhadap keputusan hukum, eh begitu presiden mengeluhkan tentang gajinya yang tidak naik-naik, perhatian publik sudah beralih dan melupakan sepak terjangnya Gay Us Timbunan Dosa.

3. Bangsa kita ini mudah sekali hatinya trenyuh/iba, misalnya baru saja presiden mengeluh tidak naik gajinya selama 7 tahun sudah ada gerakan koin buat presiden seperti koin buat prita.

4. Bangsa kita ini memiliki rasa takut yang sangat besar, misalnya takut untuk bekerja keras, maunya yang enak-enak tanpa berusaha, cenderung meminta minta bantuan dari pihak lain.

5. Bangsa ini cenderung mudah menyerah dengan keadaan, misalnya begitu terkena cobaan sedikit saja langsung menyerah dan memohon bantuan dari pihak pihak lain tanpa adanya usaha sedikitpun/nilai kejuangan minim, seperti pengemis di lampu merah yang kian banyak, mengapa tidak menjadi buruh cuci saja misalnya.

6. Bangsa ini mudah sekali mengeluh dengan keadaan yang sesungguhnya mudah, misalnya presiden yang mengeluhkan gajinya tidak naik, kalau memang tidak merasa puas dengan gaji segitu ya jangan jadi presiden, jadi aja pengusaha yang bisa mengatur gajinya sendiri.

7. Bangsa ini cenderung tidak bisa tegas, misalnya tidak berani berkata 'tidak' kepada adanya kezhaliman, dan lebih baik menyelamatkan diri aja dari pada dihujat.

8. Bangsa ini cenderung konsumtif, misalnya, lebih memilih membeli handphone dengan pulsa hariannya dari pada untuk membeli kebutuhan pokok yang memang belum terpenuhi karena pangaruh gengsi karena sebagian besar orang sudah harus berhandphone-ria.

9. Bangsa ini cenderung malas, misalnya lulusan SMA gengsi untuk bekerja keras dengan berkeringat, mending duduk duduk manis di pos ronda sambil main gitar atau catur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline