Lihat ke Halaman Asli

Galau... Sedih... Mirisnya Kehidupan Tanpa Arah

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun 1996 silam, saya menyelesaikan pendidikan saya dari SMA dengan penuh perjuangan. menyelesaikan SMU ku pun itu adalah sebuah Anugerah setelah melewati begitu banyak rintangan  dan kesulitan yang sebagian besar aq ciptakan sendiri karena keegoisan dan pergaulanku yang buruk. semasa SMA saya ada dalam masa-masa sedang mencari jati diri, pergaulan yang buruk membentuk karakter saya juga yang buruk. waktu-waktu yang saya harusnya gunakan untuk bersekolah malah sebagian besar aq habiskan dengan melakukan hal-hal yang buruk. saya perokok keras, suka minum-minuman keras, saya terikat dengan film-film porno. bahkan hampir setiap malam kami mencuri ayam atau ikan orang-orang untuk dijadikan teman minum ballo' dengan teman2ku. masa-masa itu adalah masa paling buruk dalam hidupku, saya tenggelam terlalu jauh sehingga seakan saya tidak lagi ingat darimana hidupku berasal. lupa akan orang tua yang sudah berjuang untuk saya. setelah Lulus SMA, saya mulai bergabung dengan sebuah kontraktor lepasan untuk pemasangan instalasi listrik didalam rumah-rumah warga. karena banyaknya proyek otomatis pendapatan pun mulai naik. dan hal ini membuat saya semakin lupa diri. saya membeli sepeda motor yang saat itu merupakan barang mewah dan sangat mahal untuk orang sekampung saya. saya mulai memiliki pergaulan yang lebih luas dan semakin parah. beberapa tahun kemudian, saya mendaftar di sebuah Pabrik pengolahan biji kopi mentah yang kebetulan baru buka di daerah saya. saya diterima sebagai seorang mekanik untuk mesin-mesin bertenaga listrik. hampir setahun saya bekerja, saya mengalami kebosanan yang luar biasa. walaupun memiliki uang tetapi hidup saya tidak punya gairah. hidup saya tanpa tujuan. saya hanya menjalani kehidupan rutin yang tak berujung. bahkan saya jarang sekali pulang ke rumah. pindah dari satu rumah kontrakan ke rumah teman dan lain2. sampai akhirnya saya ambil suatu keputusan saya harus pergi jauh dari daerah saya. saya teringat akan mimpi dari orang tua saya beberapa tahun lalu ketika saya masih SMP. saya bertekad bahwa suatu saat mimpi orang tua saya harus terkabul. akhirnya pada awal tahun 2000 saya meninggalkan kota kelahiran saya Tana toraja menuju ke pulau jawa. disanalah saya memulai hidup dari nol sampai saat ini 0 Responses

Poskan Komentar

Link ke posting ini

Posting LamaBeranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline