Lihat ke Halaman Asli

Titeng Purwanti

Ibu Rumah Tangga

Siapa Bilang Orang Indonesia Kismin...eeh Miskin???

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Meskipun kata orang luar negeri Indonesia masih termasuk negara berkembang dan dalam urutan masuk negara miskin, saya kog jadi nggak percaya sih ?

Coba liat, ada hari libur bersama aja, tol pada mampet, berarti orang kan punya duit untuk beli bensin untuk liburan keluar kota. Hotel daerah tujuan wisata diserbu padahal seperti kita tahu kalau pas liburan begini berlaku hukum ekonomi, tingginya permintaan akan mengakibatkan harga yang dibandrol juga aduhai, karena pengusaha berusaha untuk meraup kesempatan. Airlines saja sampai menambah pesawat berbadan besar untuk mengangkut penumpang, berarti kan banyak yang pergi pakai pesawat juga. Mal-mal juga penuh meskipun termasuk tanggal tua, karena saya saja sudah korek korek ATM supaya keluar duitnya.

Coba liat di Tivi, dalam suatu siaran sore hari, saya dibikin terkejut dengan sebuah wawancara antara pesulap dan artis yang menurut kacamata saya tidak begitu terkenal karena lagu-2 atau sinetron dan layar lebarnya yang menarik.  Dia mengaku mengoleksi tas yang harganya Rp.600.000.000,- (Enam ratus juta) ada beberapa, dan kalau membersihkannya harus ke singapore dengan mengeluarkan kocek sebesar 1,5 juta. Wah fantastis banget ya, kalau untuk beli dawet bisa buat berenang.  Belum lagi di satu tayangan, si artis maharnya mobil seharga berapa milyard karena keluarganya biasa melakukan hal tersebut. Belum lagi si artis itu memamerkan cincin berlian dari pacarnya sebagai tanda kasih sayang. Woow semua diukur dengan harta. Kalau liat begini, siapa bilang orang indonesia kismin ?

Sayang sekali, banyak media menonjolkan tayangan seperti ini dan membahasnya, mudah-mudahan putra putri kita tidak kena virus gila harta dan pamer harta ini ya. Dan mudah-2an kita menghormati orang karena prestasinya dan bukan karena hartanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline