Oleh : Asri
Pada penghujung 2023, RAGB (Remaja Anti Gaul Bebas) wilayah Bandung Timur mengadakan acara Risalah Akhir Tahun 2023 yang bertemakan Eco Guardian Generation: Muslimah Muda, Penyelamat Bumi. Kegiatan ini diselenggarakan di salah satu Mesjid wilayah Bandung Timur. Pada Minggu, 31 Desember 2023 dan sekitar 180 remaja muslimah dari berbagai sekolah berbondong-bondong menghadirinya, termasuk para guru di wilayah Bandung Timur.
Acara tersebut diawali dengan sambutan yang disampaikan oleh Pembina RAGB wilayah Bandung Timur, Kak Citra Amalia, beliau memberikan gambaran kepada para peserta remaja untuk peduli terhadap kondisi lingkungan hidupnya. Tak hanya itu, dalam acara tersebut pun dihadiri oleh dua Keynote Speaker dari Duta Genre, dimana mereka menyampaikan fakta-fakta terkini mengenai kondisi lingkungan dan tentunya memberi motivasi kepada para remaja yang hadir.
Dilanjutkan dengan pemaparan materi yang disampaikan oleh narasumber, Kak Eni Oktaviani yang memberikan hadiah 'Ilmu Baru' kepada para remaja muslimah di penghujung tahun ini. Beliau menyebutkan, lingkungan hidup merupakan suatu upaya riset pengetahuan tentang bagaimana alam ini bekerja. Artinya bagaimana manusia mempengaruhi lingkungan dan menyelesaikan masalah lingkungan yang sedang dihadapi manusia untuk kehidupan yang berkelanjutan.
Ikhtiar menumbuhkan semangat dalam memelihara planet bumi yang hanya satu-satunya ini dapat kita kaji dari pandangan Islam yang merupakan faktor penting yang memberikan kontribusi atas sikap manusia terhadap alam dan lingkungan.
Namun yang menjadi point of the problem adalah agama dan lingkungan hidup kerap kali dianggap dua hal yang terpisah dan tidak berhubungan satu sama lain. Pemahaman tersebut berkembang selama ini, telah menjadikan agama cenderung tidak memberikan kontribusi yang berarti terhadap kesadaran umat dalam menjaga lingkungan. Padahal dalam konsep Islam, lingkungan hidup diperkenalkan oleh al-Qur'an dengan sebaik-baiknya.
Di dalam Al-Qur'an banyak sekali disebutkan mengenai alam yang bertasbih kepada Allah SWT. Oleh karena itu dalam pandangan Islam, alam tidak pernah semata-mata diposisikan sebagai benda mati atau benda ekonomi yang dapat diperjual-belikan selayaknya benda pada umumnya. Namun dalam Sekulerisme, membebaskan manusia serakah menguasai lingkungan.
Padahal kita tahu, kepemilikan manusia hanyalah amanah, titipan atas pinjaman yang pada saatnya harus dikembalikan dalam keadaannya seperti semula. Bahkan manusia yang baik justru akan mengembalikan titipan tersebut dalam keadaan yang lebih baik dari ketika dia menerimanya.
Tatkala alam dirusak secara fisik maupun sosial dan ekologinya, maka kerusakan itu akan berdampak luas dan melahirkan kerusakan-kerusakan lanjutan (kemiskinan, konflik lahan, hilangnya keragaman hayati, parahnya kondisi lingkungan, dsb.) Secara ontologis alam bukanlah semata-mata bidang tanah atau benda, namun ia adalah ruang hidup dan menghidupkan. Inilah dasar pijakan cara pandang Islam terhadap eksistensi alam.
Dalam firman-Nya, Allah SWT juga mengecam manusia yang merusak alam. Dia sangat tidak menyukai orang-orang yang melakukan kerusakan di muka bumi, seperti firman Allah SWT :