Telinga saya sedikit terganggu dan tergelitik mendengar pemberitaan "kecil" tentang pernikahan dua anak petinggi negeri ini.
Bukan.. bukan karena saya merasa terganggu sebagai rakyat yang mempertanyakan biaya pernikahan mereka..
Tapi, justru saya takjub dengan para politisi dan para pengamat politik yang "sedikit nyinyir" tentang biaya pernikahan ini..
Saya baru saja melangsungkan pernikahan 2 minggu lalu, saya bukan siapa-siapa, bukan pula anak siapa-siapa.. ayah saya hanya karyawan swasta yang kebetulan dengan berpindah2 tempat, jenjang karirnya bagus..
Flashback ke acara pernikahan saya yang di langsungkan di salah satu gedung di TMII, dengan undangan hanya 700, dan tanpa di hadiri (memang tidak ada yang diundang) pejabat manapun, biaya yang saya keluarkan lebih dari setengah Milyar rupiah..
Memang cukup mencengangkan bukan?
itu biaya dari awal pengajian sampai resepsi..
Ketika saya mendengar spekulasi orang-orang mengenai biaya pernikahan Ibas-Aliya, saya sedikit "gatal" mendengarnya, pernikahan seorang anak Presiden dengan anak salah satu Menteri di negeri ini tidak mungkin kan hanya menghabiskan 200juta rupiah?
Bukankah kalau hajatan yang dilakukan pemimpin negeri terkesan "murahan" akan berdampak pada nama negeri ini juga?
Saya kira dengan konsep pernikahan tradisional dan menghabiskan biaya milyaran itu cukup masuk akal, dengan jumlah tamu yang dikabarkan mencapai 3500 undangan, belum termasuk panitia dan paspampres nya..
Dibandingkan dengan hajatan yang dilakukan Aburizal Bakrie dan Keluarga.. Apalagi melihat pernikahan Ponakan Mas Bakrie dan Pernikahan Anak Bungsunya.. Jauh sekali kalau dibandingkan dengan kemewahan yang di tunjukan oleh keluarga istana..