Lihat ke Halaman Asli

Titania BellaPutri

Sedang Belajar

Kaki Tangan Bangsa Ada di Pemuda

Diperbarui: 28 Oktober 2020   06:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap tahunnya sumpah pemuda di laksanakan, di mana saat itu kita mengingat sejarah dan pemuda zaman masa penjajahan yang memperebutkan hak Kemerdekaan Indonesia. Pemuda yang gigih membentuk organisasi untuk menumpas penjajah. 

Sejarah tetaplah meninggalkan bekas sejarah. Masalah tetaplah masalah, pemuda pemudi zaman dahulu berjuang mati-matian memperebutkan kemerdekaan, kini pemuda zaman sekarang berjuang memperebutkan masa depan. 

Soekarno berkata beri aku 1000 orang tua maka akan aku cabut gunung Semeru dari akarnya, beri aku 10 pemuda maka akan aku guncangkan dunia. Disini telah terlihat betapa besar peran pemuda dalam kebangkitan Indonesia.

Tuntutan demi tuntutan di genggam oleh pemuda sebagai penggerak masa depan bangsa, pemuda dianggap masih memiliki jiwa yang kuat dan pikiran yang matang membuat para pemuda harus lebih bangkit dan bersemangat untuk saat ini mensuarakan hak di depan keadilan.

Masa demi masa terus berjalan, yang seharusnya para produktif lebih gencar dalam melihat arah bangsa namun harus terkendala, yang seharusnya bonus demografi menjadi berkah malah menjadi musibah. Peran pemuda yang kini di idamkan untuk masa depan bangsa pudar, sebab masalah pekerjaan yang sulit diakses.

Lulusan tiap tahun silih berganti, menluluskan ratusan bahkan ribuan siswa dan mahasiswa pengangguran, dari data yang di dapat menurut BPS total sekitar 6,88 juta orang per Februari 2020. Lonjakan ini membuat Pemerintah harus berpikir lebih keras dalam menciptakan lapangan pekerjaan yang luas untuk jutaan para pengganggur. Dan diantaranya banyak pemuda yang termasuk di dalamnya dan secara terpaksa harus di jalanan sebab belum mendapat pekerjaan.

Masalah ini tentu mengandung dampak buruk yang akan terjadi jika tidak di proses dari sekarang, bonus demografi yang akan di capai menjadi musibah dan membuat negara berkembang Indonesia akan terus menjadi negara berkembang karena rakyat yang tidak sejahtera. Akan banyak para non-produktif karena belum mendapat pekerjaan. Tingkat keprihatinan kita tentu para pemuda yang tenaganya sia-sia saja.

Dan masalah yang terjadi ini dapat mengakibatkan jatuhnya harga diri Indonesia di hadapan negara lain. Masa bonus demografi ini akan menimbulkan perpecahan dan karena sulitnya akses pekerjaan maka hal ini membuat keterpaksaan dan menggunakan cara-cara terlarang untuk meraih pekerjaan.

Pemerintah tidak boleh lepas tangan terkait semua ini, karena peran pemerintah sangat besar dan memiliki andil dalam negara. Di dalam hal ini pemerintah harus berfokus pada tingkat kemakmuran bangsa yang menjadi salah satu kunci negara maju, yaitu membuka lapangan kerja seluas-luasnya agar mencegah bonus demografi dari musibah menjadi berkah.

Dan tak hanya itu pemerintah harus menyelipkan ilmu berbisnis, membuka kreativitas dan inovasi baru di tiap sekolah maupun perguruan tinggi agar lulusan tidak hanya berpangku berharap pekerjaan dari pemerintah saja namun bisa membangun bisnis atau perusahaan sendiri dan menutup sedikit banyak peluang untuk menjadi pengangguran.

Pemuda merupakan poros atau tiangnya negara maju, pemuda yang berkarakter, cerdas, berjiwa sosial dan kreatif dapat membantu mengurangi masalah negara dan bukan malah menjadi beban negara. Melihat kembali sejarah lama terbentuk nya sumpah pemuda membuat kita harus lebih gigih berani karena para pemuda telah bersumpah untuk Indonesia negara tercinta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline