Kajen, 27 Juli 2021 KKN TIM II UNDIP dilaksanakan mulai tanggal 30 Juni sampai 12 Agustus 2021. Dalam kondisi pandemic seperti ini tentunya KKN tahun ini akan berbeda dari biasanya, karena KKN TIM II 2021 ini dilaksanakan secara daring dan saat masa PPKM Darurat. Tema yang diangkat pada KKN kali ini yaitu "Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis Sustainable Development Goals (SDGs)". Sudah satu tahun lebih sejak adanya wabah corona yang menyerang hingga pelosok negri, setiap harinya kasus covid-19 di Indonesia terlihat terus meningkat.
Untuk mengatasi hal tersebut pemeritah mengadakan vaksin gratis bagi setiap masyarakat, dari data yang di dapatkan 70% ibu-ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga di perum korpri belum melaksanakan vaksin sehingga perlu diberikan edukasi dan informasi terkait pelaksanaan vaksin. Sejak adanya wabah Covid-19 ini banyak penelitian mengenai pencegahan Covid-19, salah satunya yaitu penelitian mengenai vaksin. Vaksin memang menjadi harapan besar bagi seluruh negara karena sebagai salah satu senjata utama mengendalikan COVID-19.
Produksi vaksin dapat berasal dari berbagai sumber/mekanisme, ada dari virus yang dilemahkan atau di inaktivasi, ada yang dari DNA atau RNA, ada yang disebut replicating dan ada yang non replicating viral vector serta ada juga yang sub unit protein dan virus like particle. Berbagai jenis vaksin telah ditemukan, beberapa yang digunakan di Inonesia ada vaksin AstraZeneca, Sinovac dan vaksin gotong royong.
Edukasi ini dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Juli 2021 melalui pesan whatsApp group ibu-ibu Perum Korpri rt01/08 desa Kajen. Media untuk edukasi berupa leaflet agar warga dapat membaca lebih lanjut mengenai vaksin dan pemberian informasi mengenai pelaksanaan vaksin yang diadakan oleh puskesmas kajen 1 dalam bentuk leaflet. Dalam pelaksanaan program, ibu-ibu yang sudah melaksanakan vaksin terlihat antusias untuk memberikan dorongan kepada ibu-ibu lain yang belum melaksanakan vaksin "Nggih bu saya sudah vaksin lengkap dan Alhamdulillah sehat tidak ada keluhan, monggo ibu-ibu yang lain yang belum vaksin" ujar ibu Ety Mulyatni.
Untuk program kerja yang kedua adalah pemberian edukasi mengenai Terapi SEFT. Apa si Terapi SEFT itu? Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) merupakan salah satu terapi komplementer dalam bidang keperawatan dengan teknik penggabungan sistem energy tubuh dan terapi spiritual dengan menggunakan tapping pada titik- titik tertentu pada tubuh. Terapi SEFT bekerja dengan berusaha merangsang titik- titik kunci pada sepanjang 12 jalur energy (energy meridian) tubuh.
Tujuan dari terapi SEFT ini adalah untuk mengatasi keluhan fisik dan psikis seseorang. Cara melakukan terapi SEFT yaitu dengan mengetukkan kedua jari dengan ketukan ringan di 18 titik meridien di 12 jalur utama energi tubuh. Ada 3 tahapan dalam melakukan terapi SEFT yaitu pertama, SET UP (berdo'a dengan khusyuk dan penuh kepasrahan).
Kedua, TUNE IN (mengarahkan pikiran ke titik yang dirasa nyeri lalu sedikit menekan titik tersebut dan diputar sebanyak 3 kali lalu, hati dan mulut mengatakan: Ya Allah/ Tuhan.. Meskipun (keluhan).. Saya iklhlas.. Saya pasrah.. Saya serahkan kesembuhan pada Mu..). ketiga, TAPPING yaitu mengetukkan 2 jari secara perlahan di titik-titik yang telah ditentukan sambil melakukan SET UP dan TUNE IN.
Edukasi ini dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Juli 2021 melalui pesan whatsApp group ibu-ibu Perum Korpri rt01/08 desa Kajen. Media untuk edukasi berupa leaflet dan video agar warga dapat membaca dan mempraktikkan langsung terapi SEFT. Dalam pelaksanaan program, ibu-ibu terlihat antusias saat diberikan materi dan video terkait dengan terapi SEFT "Terimakasih mba, materi dan videonya sangat bermanfaat apalagi dimasa pandemi seperti ini bisa untuk self healing" ujar ibu Nunik Kuswardani.