Lihat ke Halaman Asli

Membesarkan Seorang Gadis

Diperbarui: 31 Oktober 2018   16:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kemarin sore, pulang dari kantor berdua naik motor matic bersama si gadis di tengah rintik hujan. Sebelum pulang ke rumah singgah dulu ke JNE sebelum jam 6 sore, mengirimkan dokumen yang harus sudah tiba besok. Setelah dari JNE, hujan turun makin deras. Begitu derasnya, susah melihat, mamak mesti berkendara pelan-pelan sekali. Setelah sekitar 45 menit tiba di rumah dengan selamat.

Hari Selasa adalah harinya mencuci dan bersih-bersih rumah. Mamak mandi dan merendam pakaian, lalu si gadis sudah siapkan mi instan goreng, sepiring berdua. Mamak makan sedikit, lalu istirahat dan tertidur hampir satu jam.

Pekerjaan mencuci di lantai dua kali ini lebih berat karena musim hujan membuat cucian lebih banyak. Si gadis mengerjakan tugas sekolah, mencuci piring dan sibuk dengan handphone. Biasanya dia membuat beberapa video tutorial, kadang malah membuat video unboxing yang kelihatannya receh sekali. Mamak mencuci berjam-jam sambil mengantuk. Si gadis dipesan untuk membersihkan ruangan di lantai satu, karena pekerjaan rumah masih banyak. 

Ketika pekerjaan mencuci dan membersihkan lantai dua selesai, mamak memandang sisa pekerjaan di lantai satu dengan sangat lelah. Ruangan itu belum disapu. Cucian piring tidak rapi. Si gadis sudah terbaring di kamar mamak, mungkin masih sibuk dengan handphone di bawah selimut.

Mamak membersihkan ruangan lantai satu sambil ngomel berentet. Kamu kog main handphone melulu. Besok handphone disita sampai Jumat. Kenapa rumah tidak disapu? Kamu tidak ada inisiatif. Kalau semuanya harus disuruh, nanti mentalnya cuma jadi orang suruhan. Besok pagi, kamu bangun pagi, siapkan sarapan sendiri saja dan berangkat ke sekolah dengan ojek. 

Mamak meminta si gadis melanjutkan mengepel. Dia tak membantah, melompat dari tempat tidurnya lalu mengepel hingga sekitar 15 menit. Mungkin sadar mamak sedang lelah dan murka. Mamak mengamati pekerjaannya sambil komplen sana sini. Selesai mengepel, si gadis diminta mencuci tangan, sikat gigi dan tidur.  Malam itu dia melanjutkan tidur di kamarnya sendiri. Tempat sampah dan kotak tisu didekatkan ke kasur. Terdengar hidungnya bocor. Air matanya mungkin juga tumpah...

Selesai mandi lagi dan keramas, sekitar jam 11 malam mamak menemui si gadis yang sedang lelap. Peluk dan cium dia. Maafkan, mamak pasti sudah membuatmu sedih. 

Mamak mungkin baru terampil mengerjakan pekerjaan rumah setelah kuliah. Mana ada proses instan. Si gadis masih akan sebelas tahun besok. Mesti harus diingatkan untuk belajar menyapu rumah dengan baik, mencuci piring dengan bersih dan  melipat pakaian dengan rapi.

Pagi ini mamak bangun pagi, membuatkan sarapan dan bekal nasi  (lauknya beli di sekolah). Hujan datang lagi, melewati jalanan licin berlumpur karena jalan utama sedang macet sekali. Sesampai di sekolah, mamak mencium pipi si gadis dan mencari sisa kesedihan di wajahnya. Dia berlalu dengan cepat...

Sore nanti mungkin akan hujan lagi, tapi  mamak sudah belikan tiket nonton berdua.  Film yang ditunggu-tunggu  si gadis.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline