sumber gambar : dowes29.com
Pertanian industrial atau yang biasa disebut dengan agroindustri berasal dari kata agricultural dan industry. Agroindustri merupakan kegiatan industri yang menggunakan atau memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku utama untuk menghasilkan produk dalam rangka meningkatkan nilai tambah atau nilai jualnya. Bahan baku utama dalam pertanian tersebut juga bisa digunakan sebagai sarana atau input dalam usaha pertanian. Peranan agroindustri sangatlah penting pada sektor pertanian, sebab agroindustri menghasilkan komoditas pertanian menjadi produk dengan nilai tambah lebih tinggi sehingga berdampak pada kebermanfaatan masyarakat secara keseluruhan.
Salah satu komoditi pertanian Indonesia yang cukup berpotensi untuk dipasarkan di pasar Internasional yaitu kakao. Kakao adalah komoditas andalan di sektor perkebunan yang telah menjadi penghasil devisa negara, sumber pendapatan para petani, penciptaan lapangan pekerjaan, serta pendorong agribisnis dan agrondustri dalam pengembangan suatu wilayah. Pada tahun 2017, Indonesia menempati urutan kelima dunia sebagai produsen kakao terbesar setelah Ekuador dan Nigeria (IEI dan UNIED 2019). Hal ini menunjukkan bahwa kakao menjadi komoditi utama yang memang perlu didorong dan dikembangkan produksinya.
Menurut data Provinsi Jawa Timur Dalam Angka 2021, Kabupaten Blitar merupakan salah satu daerah penghasil biji kakao tertinggi di Jawa Timur. Pada tahun 2013 terdapat sebuah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) bernama Guyub Santoso yang melakukan pengembangan pada olahan coklat. Mereka memulai produksi olahan coklat dan telah sukses memanfaatkan biji kakao dengan mendirikan sebuah industri hilir. Industri hilir adalah industri yang kegiatannya mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga produk yang dihasilkan dapat langsung digunakan oleh konsumen. Tepatnya tanggal 17 Agustus 2014 industri hilir yang bernama Kampung Coklat didirikan oleh Gapoktan Guyub Santoso.
Kampung Coklat terletak di Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar. Dengan mengusung prinsip sukses petani, sukses gapoktan, dan masyarakat sejahtera maka Kampung Coklat menjadi sebuah tempat wisata dan tempat pembelajaran budidaya kakao dari mulai proses pengolahan hingga menjadi berbagai produk makanan. Kampung Coklat kini telah menjadi salah satu pengembang kakao di Jawa Timur yang menghadirkan berbagai produk yang dapat dinikmati oleh masyarakat umum seperti permen, bubuk coklat, brownies, dodol, coklat batang, geti, wajik, pastel, sagon, dan masih banyak lagi. Dampak dari berdirinya Kampung Coklat ini juga sangat berpengaruh bagi perekonomian masyarakat sekitar. Usaha Kecil Menengah (UKM) juga berkembang dengan adanya wisata edukasi Kampung Coklat. Salah satunya yaitu para UKM sekitar mulai menjual snack-snack bertemakan coklat.
Berdirinya wisata edukasi Kampung Coklat juga menjadi daya tarik para investor dalam menanamkan modalnya di Kabupaten Blitar. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi berkembangnya investasi antara lain potensi bahan baku, ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas, infrastruktur, kemudahan perijinan atau kemudahan dalam regulasi dan birokrasi. Berikut akan dibahas lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mendorong berkembangnya investasi di Kabupaten Blitar akibat adanya Kampung Coklat.
Bahan Baku
Bahan baku utama dalam pembuatan produk olahan coklat menjadi hal dasar dalam pengembangan usaha industri. Kelangsungan industri ini didukung oleh produksi perkebunan tanaman kakao yang cukup di Kabupaten Blitar. Menurut data Jawa Timur Dalam Angka Tahun 2021 menyebutkan bahwa produksi perkebunan kakao di Kabupaten Blitar menduduki peringkat kedua di Jawa Timur setelah Kabupaten Banyuwangi.
Sumber Daya Manusia
Tenaga -tenaga terampil dan berkualitas juga dibutuhkan dalam berlangsungnya industri pengolahan produk coklat. Dengan tersedianya SDM yang baik maka para investor akan lebih tertarik menanamkan modalnya. Di Kabupten Blitar untuk kualitas SDM sudah tersedia tenaga-tenaga terampil maupun teknis yang mampu mengelola industri pengolahan coklat ini dengan maksimal.
Infrastruktur