Lihat ke Halaman Asli

Solusi Se(m)pakbola Indonesia

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Pemerintah (Menpora) vs (K)PSSI ? Lanjutkan saja sampai ada yang mati. Kalau tidak ada yang mati, pasti akan selalu terjadi dan terjadi lagi.

Mafia sepakbola? emangnya ada...? kalau ada lapor polisi aja .... hahahaha

Mari bicara tentang sepakbola yang sekarang sedang jadi sempak bola atau bola didalam sempak. nafsu syahwat dan libido la nyala biarkan saja sampai dia sadar kalau dia sudah menyalakan api didalam nerakanya sendiri.

Oke serius sedikit...

Lupakan PSSI sejenak karena PSSI adalah penyakitnya sepakbola seluruh Indonesia...

Idealnya sepakbola dibagi menjadi 2 aliran yaitu amatir dan profesional. Secara sederhana profesional artinya sepakbola sebagai mata pencarian orang-orang yang berkecimpung di sepakbola. Sementara amatir hanya mengandalkan hobi, kesenangan atau mungkin sebagai pekerjaan paruh waktu.

Amatir bukan berarti "gratisan" atau "amatiran" tetapi status yang melekat dan keterikatannya dengan duit yang membedakannya dengan profesional. Pengelolaan sepakbola amatir juga harus profesional dan menjadikan tontonan yang menarik.

Indonesia pernah punya liga amatir terbesar di dunia yaitu KOMPETISI PERSERIKATAN yang diikuti oleh perserikatan (bukan klub) seluruh Indonesia dan terbagi menjadi 3 divisi mulai dari divisi utama, divisi I dan divisi II. Struktur kompetisi sudah baik dan sangat rapi, terlepas dari berbagai kekurangan dan kecurangannya.

Disamping kompetisi amatir Indonesia juga merintis liga semipro GALATAMA yang sempat juga menjadi tempat belajarnya liga sepakbola Asia. Bahkan kabarnya J-League mengadopsi konsep Galatama dalam awal terbentuknya kompetisi sepakbola profesional Jepang.

Mengingat PSSI yang sudah terlalu parah kebodohannya ada baiknya KONI mengambil inisiatif dengan menggelar Turnamen Sepakbola Amatir Tingkat Provinsi. Kalau di 34 provinsi bisa digelar turnamen dengan 20 tim peserta maka ada 640 tim dan sekitar 10.000 orang terlibat di lapangan hijau.

Apakah KONI bisa menjalankan turnamen tersebut ? bisa dan boleh-boleh saja. Gandeng saja beberapa perusahaan sebagai panpel seperti yang dilakukan oleh Kompas.

Buat klub-klub yang ngaku profesional, misi kalian cuma satu yaitu #SelamatkanLaNyala sekarang juga

Salam Se(m)pakbola




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline