Lihat ke Halaman Asli

Desak Putu Tirtha Nirmala S

Mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta

Untung Rugi Indonesia dalam Asean Free Trade Area

Diperbarui: 8 Oktober 2022   22:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia sebagai negara berkembang tentu saja mendapat pengaruh dari adanya ASEAN Free Trade Area (AFTA). AFTA merupakan upaya dalam menciptakan kawasan perdagangan bebas yang memungkinkan para negara anggota untuk berdagang secara bebas tanpa dikenai hambatan tarif ataupun hambatan non-tarif. 

Konsep perdagangan bebas merupakan konsep yang kontroversial mengingat Indonesia adalah negara yang sedang berkembang.Berbagai pengaruh positif dan negatif dapat timbul dari ikutnya Indonesia di dalam AFTA.

Menurut jurnal Agustina Balik (2015), beberapa keuntungan yang bisa didapatkan Indonesia ketika mengikuti AFTA yaitu semakin besarnya peluang pasar bagi produk-produk Indonesia. Ada lebih dari 500 juta penduduk ASEAN yang memiliki tingkat pendapatan yang beragam. 

Kemudian semakin rendahnya biaya produksi dan biaya pemasaran akan menarik pengusaha atau produsen Indonesia yang masih bergantung pada barang modal dan bahan baku atau bahan penolong dari negara-negara anggota ASEAN. 

Selain itu, sebaran jenis produk yang tersedia di pasar domestik semakin banyak. Hal ini akan memberikan variasi pilihan produk kepada konsumen dengan tingkat harga dan mutu tertentu. 

Lalu, jaringan pasar akan semakin terbuka melalui adanya kerjasama-kerjasama baru dalam menjalankan suatu bisnis yang beraliansi dengan para pelaku bisnis dari negara anggota ASEAN. Produsen-produsen yang tergabung dalam AFTA dapat memasarkan barang produksinya dengan harga yang berkompetitif. 

Dengan berlakunya pengurangan tarif impor 0 persen, diharapkan akses pasar bagi para pengusaha akan melebar dan meluas dibandingkan dengan sebelum mengikuti AFTA. Pemberlakuan tarif 0 persen dapat menekan biaya distribusi antarnegara ASEAN sehingga produk akan mendapatkan harga pasar yang lebih terjangkau dan mendapat lebih banyak konsumen. 

Di sisi lain, beberapa kerugian sebagai dampak pengaruh dari ikutnya Indonesia di dalam AFTA yaitu perkiraan akan kalahnya Indonesia dalam persaingan dengan negara lain dalam kompetisi pasar bebas negara-negara ASEAN. Kemampuan SDM bangsa Indonesia masih kalah jauh dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN lain seperti Filiphina dan Thailand. 

Kemudian, struktur industri dalam negeri Indonesia tidak efisien. Struktur tersebut meliputi faktor biaya yang tinggi dan buruknya infrastruktur industri dalam negeri. Kemudian, adanya istilah ‘sunset industri’ yaitu tenggelamnya industri-industri tertentu akibat melemahnya daya saing. Hal ini menimbulkan resiko yang tinggi bagi perbankan ketika akan membiayai modal industri tersebut. 

Contoh industri yang termasuk dalam ketegori tersebut yaitu industri tekstil, sepatu, mainan, elektronik, produk otomotif, teknologi informasi, dan produk pertanian. Banyak produsen tekstil dalam negeri mulai mengurangi kegiatan produksi dan merumahkan ribuan buruh.

Beberapa produsen bahkan memilih untuk berdagang karena minimnya resiko dan lebih menguntungkan. Pandangan lainnya yaitu menurut jurnal Rifana Erni, pemberlakuan AFTA memiliki dampak negatif bagi produsen yang belum efisien dan masih berlindung di balik proteksi domestik. Di sisi lain, pemberlakuan AFTA ini berdampak positif bagi produsen yang sudah efisien karena terbukanya pasar yang lebih luas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline