Lihat ke Halaman Asli

Tugas harian

Mahasiswa

Sebuah Musnah

Diperbarui: 15 Oktober 2021   13:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Patah di mana kau kemarin, Putra seorang padi
Benarkah abu itu lenyap sebelum mengucapkan perpisahan?
Mengasah di batu asahan, entah berapa lama akan kembali taring yang sudah padam

Dimakan api, dan kaki yang terkilir
Bagai halilintar mengurat di atas padang Turatea
Menyembunyikan keberadaan sisik jiwa yang melepuh

Patah di mana kau setelahnya, Putra angin malam
Benarkah luap asap menari hanya tidak ingin mengecup langit?
Menanam di tanah tanaman, mungkin setelah itu lapuk sebuah cengkraman

Tertelan oleh dingin perpisahan arang yang membeku
Sebelum diusap hapus, kening kerut tubuhmu
Bergelora bak matahari yang sedetiknya padam
Bagai badai malam menghantui mimpi pejalan kuburan
Patah yang tak menyambung, kau menanggung beban sebuah musnah...

Bungungloe, 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline