Lihat ke Halaman Asli

Tugas harian

Mahasiswa

Puisi | Hantu Spion Kiri

Diperbarui: 27 Mei 2021   18:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

punggungnya terasa dingin
dan laju motor itu,
entah membawanya kemana.

dia sudah menjadi nyala
lampu merah yang redup;
tak kuasa mengehentikan laju
keterpurukan.

bulan dia biarkan menghilang
awan dia biarkan tidak berbentuk;
adalah bentuk yang mendung!
karena dia telah menjelma tanah lapis ketiga

sebuah fosil jemari mengendap di punggungnya,
yang kadang mengejar - ngejar hingga menjadi teror
di dalam mimpinya.
dia pun terjaga dalam keadaan yang lusuh.

terdiam disepanjang perjalanan,
tak kuasa untuk mengintip di spion kirinya.
ada hantu yang bersemayam disana,
yang selalu menggodanya untuk menggali kuburan kenangan.
sekali dia lengah; maka dia adalah motor
yang asing pada kubangan baru.

walau sangat ingin dibuangnya kutukan itu,
dengan meresapi riuh trotoar
sebagai sebuah eksorsis,

tapi tak kuasa dia untuk berhenti.
sudah tak ada lagi helm menemani kesendiriannya.
yang selalu bergelantung dengan wajah ceria.

kini kabut telah meresap di batinnya,
yang menjadi bentuk meriang
sebuah rindu yang tak boleh ia ucapkan.

karena ketika terucapkan,
mungkin hujan malam ini
adalah dirinya.

2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline