Rosanita seorang wanita
Punya dua buah dada mengkilap
Dipelataran senja remang - remang
Bau bibirnya masih segar
Oleh kumis dan rambut - rambut halus
Sewaktu dipelucuti dengan janji - janji
Tetapi Rosanita tidak pernah mengeluh
Toh, hidup hanyalah persinggahan
Dimana kaki kaki pecahnya berjinjit yuforia
Kalaupun datang bahu coklat pentungan,
Mengubrak - abrik trotoar usaha kecil
tempat ia bekerja,
Rosanita cukup berenang saja menuju pemakaman.
Meninggalkan anaknya mampus
Akan kenangan - kenangan ibu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H