Lihat ke Halaman Asli

Tirta Adithiya nugraha

sedikitpi mahanganggur

Cerita Pahlawan di Sore Itu

Diperbarui: 10 November 2020   10:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dari dulu manusia membutuhkan dia
Lalu si tua yang telah reyot itu bercerita tentang dirinya :

Pada suatu hari di taman jauh,
Telah bermimpi para nabi sewaktu kecil
Lalu kucincang mimpi itu dengan rak - rak
Kemudian mata itu melihat para pemimpi - pemimpi lainnya datang dari kesempitan yang bercelah - celah duka

Dia disana dengan topeng terbuka
Terbuat dari kaca, berkilau senada
Menggali lubang para mayat yang sedang tidur dalam mesra

"Hei, kembalilah, tuan - tuan!"
Kembalilah menuju rumah yang dijanjikan
Tentang celana dalam,
Lalu Merah jambu bibir tebal
Kemudian ia berhenti pada sela - sela kopi
Menatap pematang yang telah dicumbu merah langit itu

"Kaulah pahlawanku!" Katanya
Kaulah yang bawa aku kemari dan aku telah kemari
Aku juga akan kemari dan aku akan kemari bersama mereka yang kutarik
Dari liang lahat persimpangan sendi - sendi
Celah - celah batu karang
Desir - desir ombak perak

"Tetapi kau hanya tersenyum!" Katanya lagi
Lalu kutuangkan kembali kopi yang menipis dan ia berhenti dan dia hanya menangis

"Tenanglah, tuan!" Ku elus punggung yang kering itu
Tenangkan wajahmu yang sudah hilang api itu

Biarkan aku menjadi perantaramu
dan cerita berlanjut melalu kepulan asap yang telah dibakar

Kemana kapal akan belabuh setelah mereka mendarat?
Tidak,
Tidak salah lagi

Sang pahlawan telah mati!
Itulah akhir dari cerita persekongkolan buta hati itu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline