Lihat ke Halaman Asli

Panggilan Itu Datang Lagi

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perut ini rasanya mual seperti diaduk - aduk, begitulah rasa yang saya rasakan setiap kali mendapatkan khabar yang sama seperti yang lalu - lalu.

Kita lahir dibesarkan sampai remaja bahkan dewasa dilingkungan keluarga yang sarat dengan cinta serta kasih sayang.

Tak ada satupun dari kita yang tau seperti apa kita akan melanjutkan kehidupan kita esok lusa dan tahun - tahun berikutnya. Begitu juga dengan diri ini, dulu nggak pernah terbayang sedikitpun bagi saya kalau dalam melanjutkan kehidupan ini saya harus berpindah - pindah dari satu daerah ke daerah lain dalam waktu yang tidak terlalu lama. Tak cukup jari ditangan untuk menghitung sudah berapa kali pindah yang saya jalani, dari Barat ke Timur, Barat lagi setelahnya Wilayah bagian Tengah, pindah lagi ke Ibu Kota Negara tercinta ini dan seterusnya.

Kehidupan seperti ini mulai saya jalani setelah mengikatkan diri dalam sebuah pernikahan, tepatnya seminggu setelah pernikahan itu saya memulai kehidupan berpindah - pindah, jauh dari desa tempat saya dilahirkan, jauh dari kedua orang tua dan saudara - saudara yang sangat saya sayangi.

Tempat pertama kali saya pindah adalah Penyabungan, Tapanuli Selatan, pindah ke kota Medan, terus Jakarta, Jambi, kemudian Kota Bumi (Lampung Utara), Jakarta lagi, terus terbang jauh ke Ambon, nggak lama nyebrang ke Ternate, balik lagi ke Ambon, pindah lagi Jakarta, terus Aceh diujung sana, Jakarta lagi, lanjut ke Pekan Baru, Jakarta lagi dan selanjutnya Kendari.

Terakhir saya pindah dari Kendari Sulawesi Tenggara ke Jakarta pada Januari 2006 dan sampai saat ini, saya pikir petualangan ini sudah berakhir karena hampir 6 tahun khabar itu tak menghampiri lagi.

Tapi ternyata Tuhan sudah mengatur segalanya, hari ini tanggal 19 Oktober 2011, jam 15 00 wib saya terima khabar  tentang kepindahan itu lagi.

Bagaimana rasa yang saya rasa, sama seperti sebelum sebelumnya, mual mules campur aduk jadi satu. Saya ambil air putih segelas, saya teguk sekaligus tanpa tarik napas, kududukkan badan ini, setelah agak tenang mulailah pikiran ini bekerja apa langkah dan tahap tahap yang harus segera saya kerjakan.

Kukhabarkan orang - orang yang perlu kukhabari, dan pertanyaan yang sama terlontar dari mereka.

Pindah kemana? ya... itu yang harus saya jawab dan jelaskan.

Kali ini saya akan menjalani kehidupan di Banjarmasin Kalimantan Selatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline