Ketidakpercayaan diri semakin menjadi hal yang sangat melonjak di masa pandemik ini. Semakin banyak kita memperhatikan timeline media sosial kita, semakin sering kita membandingkan diri dengan orang lain, bukan? Lebih parah lagi ketika kita upload foto atau video diri sendiri, banyak komentar-komentar netizen yang berkicau. Selain itu, dunia nyata juga sama-sama jahat kalau kita berbicara tentang 'ketidakpercayaan diri'. Banyak yang berkomentar ini dan itu terhadap kita. Aku juga mengalami hal yang sama. Untuk kamu yang merasakan hal yang serupa dengan aku, siapa dan dimanapun kamu berada, ingat ya kamu gak sendiri! Gak ada yang salah juga dengan kata-kata kesedihan seperti puisiku ini. Kita sama-sama berekspresi ya.. Sending hugs for you all!
Ketidakpantasan seakan menjadi tamu sekaligus godaan
Dulu Nona tidak membiarkan dirinya jatuh hanya karena beberapa titik buruk tak sepadan
Tetapi lambat laun, titik-titik itu berkumpul menjadi satu dan menyerbu
Tak tanggung pula, pasukan itu datang membelenggu,
menghancurkan relung bahkan hasrat yang ditimbun sejak tempo dulu
Proses menimbun rasa itu teramat ricuh
Ia harus melalui banyak penolakan dan perbandingan dengan semesta
Setelah berdamai dengan keadaan, aku akui ia memang bertumbuh
Namun sekarang, aku ingin menyampaikan isi relung Nona yang kerap tak tertata
Ia sedang tidak baik-baik saja dengan titik-titik perusak
Dia tak bernyali karena tertatih
Nona yang malang kerap mengurung jiwa, memperhatikan cermin dan merintih
"Aku tidak ingin bertemu siapa-siapa sampai aku pulih."