Lihat ke Halaman Asli

TION ISWANTO

PENULIS PEMULA

cara berhenti overthinking, kontrol pikiranmu dengan ini

Diperbarui: 23 Juni 2024   05:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hai, bagaimana kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja ya. Kalau kamu sampai ngeklik artikel ini, itu mungkin berarti kamu sedang mengalami atau mungkin pernah mengalami yang namanya overthinking. Overthinking ini rasanya emang unik ya, karena terkadang ketika kita lagi mengalaminya, rasanya susah banget buat kita bisa ngatasinnya. Hal yang kita pikirkan pun macam-macam, mulai dari mikirin masa lalu, mikirin yang sedang terjadi, sampai mikirin entar masa depan kita. Gimana ya, banyak banget sebabnya yang bisa menimbulkan pikiran-pikiran sampai seperti ini. Mungkin entah itu karena sakit hati, rasa malu, atau mungkin perasaan cemas yang kita miliki. Kalau misalnya, menurut pengalaman pribadiku, overthinking ini bisa menjadi sebuah kebiasaan yang buruk kalau misalnya berkelanjutan. Kenapa? Karena ini emang bener-bener akan berdampak ke mood kita seharian, yang sampai akhirnya rutinitas kita bisa terganggu. Yang tadinya kita produktif, bisa aja jadi nggak produktif. Yang tadinya kita happy, bisa aja jadi nggak happy, dan seterusnya.

Nggak cuma kondisi mental, tapi kondisi emosi sama kondisi fisik juga bisa terganggu, sampai akhirnya tidur kita pun juga bisa aja nggak nyenyak. Tapi tenang aja, kalau misalnya kamu lagi overthinking, aku yakin kamu nggak sendirian, karena aku pun, dan banyak banget orang di luar sana, pasti pernah atau lagi mengalami overthinking. Semoga setelah baca artikel ini, kita bisa mengurangi rasa overthinking kita bareng-bareng ya.

Gimana caranya sih supaya kita bisa stop overthinking? Overthinking ini seringkali datangnya enggak hanya sekali dua kali, tapi realitas sedihnya ini tuh bisa datang berkali-kali ketika kita memikirkan sesuatu atau situasi yang sama, hingga membawa pengaruh buruk ke diri kita sendiri. Dan mungkin sekitar juga, pengaruh buruknya apa aja tuh, banyak banget macamnya, mulai dari nggak mood makan, nggak fokus kerja, sampai mungkin tubuh kita juga bisa sakit.

Selain itu, yang sering terjadi ketika kita overthinking, adalah karena kita memikirkan hal yang pernah kita lakukan di masa lalu, entah itu kesalahan, hal yang bikin kita malu, atau mungkin apapun itu deh yang di masa lalu, yang kita ungkit-ungkit, kita ingat-ingat sampai saat ini, juga karena kita ngerasa nggak nyaman dengan hal yang pernah kita lakukan dulu. Dan kalau misalnya ini ke bawah terus-terusan, bisa aja ini sampai menjadi trauma. Contohnya, si Andi punya pacar namanya Siti. Nah, si Siti ini keluarganya tuh baik banget, harmonis banget, dan orang tuanya sayang banget sama Siti. Sedangkan itu si Andi, papanya mamanya cerai, atau mungkin istilahnya broken home. Terus, keluarga Andini kurang harmonis, di mana papanya mamanya cukup cuek, Andi, sehingga Andi jadi selalu overthinking. Andi selalu mikir, kira-kira, nanti akan ada masalah nggak ya, kalau misalnya nanti berkeluarga sama Andi yang keluarganya kayak gini. Apakah nanti jika menikah dengan Siti, Andi bisa bangun keluarga yang harmonis seperti Siti? Nah, ketika memikirkan skenario-skenario buruk yang seperti ini, ini tuh yang membuat kita overthinking. Padahal, nyatanya, mungkin aja apa yang ada di pikiran kita itu tuh nggak 100% realita yang ada di kehidupan nyata. Dan inilah yang membuat kita awal overthinking terus.

Sekarang, pertanyaannya, apa aja sih yang membuat kita tuh bisa overthinking? Kita bahas beberapa ya:

1. kejadian traumatis di masa lalu
Sama kayak cerita Andi, penyebab the overthinking adalah karena traumanya, ketika papanya mamanya cerai. Orang yang pernah ngalamin kejadian buruk atau trauma di masa lalu, apapun itu, akan lebih rentan untuk berpikir secara berlebihan. Penjelasan ilmiahnya mungkin gini, kalau misalnya contoh si Andi, karena si Andi itu pernah mengalami yang namanya trauma, ini tuh akan meningkatkan tingkat kewaspadaan dalam otak Andi. Jadi, padahal kalau misalnya situasi itu lagi normal-normal aja, dia akan tetap waspada. Kenapa? Karena dia pernah mengalami trauma dari masa lalu. Bahkan setelah peristiwa buruknya sudah selesai terjadi, mungkin kalau dalam contoh Andi, papanya mamanya cerai, mungkin emosi kita harusnya sudah balik ke normal, karena situasi itu sudah terjadi. Tapi rasa khawatir ini masih terbawa terus-menerus, dan kejadian itu tetap diingat terus oleh Andi. Hal inilah yang membuat orang seperti Andi bisa overthinking.

2. Tekanan hidup yang tinggi
tekanan hidup yang tinggi ini juga bisa menjadi penyebab overthinking. Hal-hal yang aku sebutin barusan merupakan contoh dari seseorang yang mungkin mengalami tekanan hidup yang tinggi atau pressure hidup yang tinggi. Dan kalau misalnya kita mengalami tekanan hidup yang tinggi seperti ini, ini akan membuat kita lebih rentan terhadap overthinking. Ini bisa terjadi karena orang yang mengalami tekanan yang tinggi ini, selalu berpikir dalam otaknya. Gimana ya, cara kita bisa menyelesaikan solusi tersebut? Gimana ya, cara kita agar bisa keluar dari tekanan ini? Bahkan, lebih parahnya, kalau kita punya tekanan hidup yang tinggi, dan ditambah lagi oleh trauma, ini akan bisa membuat overthinking kita jadi lebih berlebihan, dan akhirnya stres banget.

3. nggak fokus ke solusi
itu tuh kebalikannya dari mencari solusi. Di mana kalau dengan mencari solusi dan melakukan solusi tersebut, kita akan mengurangi masalah. Kalau dengan overthinking, kita tuh justru mengamplifikasi masalah kita. Contoh, orang yang lagi overthinking, "Aku harap nilai ujianku 100, bisa nggak ya? Ntar kerjaan aku gimana ya? Komennya dari bos jelek nggak ya? Duh, badan aku gendut juga, kok bisa gendut ya? Makan apa aja ya aku?" Contoh orang yang nyari solusi, "Nggak tahu lah, entar nilainya berapa, habis ini, lanjut belajar lagi aja, biar supaya nilainya bagus. Nanti kerjaan dibilang bagus, bersyukur. Kalau jelek ya, berarti harus evaluasi lagi apa yang kurang. Pantes, gara-gara nggak pernah olahraga ya, jadi gendut. Sekarang, mulai rutin deh olahraga sore ini, siap-siap buat jogging." Dari dua skenario yang kita bahas barusan, beda banget ya. Satu tuh fokus banget di masalah, dan satu tuh sangat fokus di solusi. Jadi, kalau misalnya kita mau mengurangi overthinking, kita mungkin kita harus lebih fokus ke solusi daripada ke masalahnya. Nanti, cara-cara gimana kita bisa keluar dari akan kita bahas di akhir artikel. Tapi, sebelum itu, kita akan bahas dulu, overthinking itu sebenarnya baik atau buruk sih? Sesuai namanya, overthinking apapun itu yang berlebihan seringkali ya, buruk buat kita. Seperti apapun yang kekurangan juga, pasti buruk buat kita. Yang namanya overthinking, berpikir secara berlebih ya, kan ada kata "over" ya di depannya, ya berarti mungkin aja ini adalah hal yang buruk buat kita.

Seburuk apa sih overthinking buat kita?

1.  dampak pada gangguan mental ;
overthinking meningkatkan peluang kita untuk punya gangguan mental. Terdapat sebuah studi di 2013, yang diterbitkan oleh Journal of Abnormal Psychology, yang mengatakan bahwa terlalu memikirkan kesalahan masa lalu bisa meningkatkan resiko gangguan mental, mungkin seperti patah hati, ditolak pekerjaan, sampai ditinggal orang yang kita sayang. Akibatnya, kita mungkin jadi terus memikirkan hal tersebut, dan hal ini bisa meningkatkan peluang kita untuk terkena gangguan mental.

2. sulit menyelesaikan masalah;
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang merasa atau mereka mencoba memahami dan memecahkan masalah mereka, sayangnya, walaupun kita mencari solusi terhadap masalah kita, ketika kita lagi dalam kondisi overthinking, ini tuh justru malah mengganggu kemampuan Decision Making dan problem solving kita. Studi eksperimental ini menunjukkan bahwa orang yang overthinking, mendorong mereka untuk menilai masalah mereka sebagai sesuatu yang berlebihan dan gak bisa dipecahkan. Misalnya, mungkin kita pernah overthinking ketika kita ditimpa suatu masalah. Contoh, misalnya kita mau pergi untuk melakukan sebuah meeting yang penting, ingin ketemu seseorang yang penting, tapi kita lupa untuk membawa materi yang harus kita presentasikan. Nah, ketika kita overthinking, kita malah justru bukan yang mencari solusi, malah mengaplikasikan masalah-masalahnya tersebut. Oleh karena itu, kita jadi akan kesulitan untuk mencari solusi yang harusnya kita bisa lakukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline