Pepatah yang mengatakan "uang bukan segalanya" sepertinya tidak lagi afdol untuk kehidupan jaman sekarang dan harus disambung dengan pernyataan "tapi uang memang penting". Uang memungkinkan kita memiliki lebih banyak pilihan hidup termasuk menggunakannya untuk memberikan pilihan hidup yang lebih baik bagi mereka yang kurang beruntung. Namun pola pikir mengenai uang jangan sampai menyebabkan kita ter-obsesi olehnya sehingga muncul materialisme yang pada akhirnya dapat merusak kehidupan kita sendiri.
Kuncinya adalah perencanaan keuangan yang tepat dan kepatuhan kita terhadap rencana tersebut. Semakin dini kita membuat perencanaan keuangan semakin cepat pula hasil yang dituai.Gagal untuk merencanakan sebenarnya adalah merencanakan untuk gagal.
Menurut John C Maxwell dalam bukunya Daily Dozen ada tiga fase kehidupan yang harus diperhatikan di dalam kita mengelola keuangan yaitu belajar - menghasilkan - mengembalikan (belajar untuk menghasilkan dan menghasilkan untuk mengembalikan).
Fase Belajar
Pada umumnya fase belajar dimulai sejak usia belasan sampai dua puluhan, tergantung kesadaran masing-masing individu tentang masa depannya. Namun pada dasarnya fase belajar dapat dimulai dan berlangsung terus sampai di akhir usia produktif, menginjak usia 60-an. Pada fase ini, pengeluaran uang (money spending) terlihat besar tetapi itu adalah cost yang harus dibayar untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman dalam membangun masa depan. Oleh karena itu jangan berprioritas money saving pada fase ini, melainkan cermatilah time saving. Usahakan jangan terlalu lama pada fase belajar, hematlah waktu sehingga dapat secepatnya masuk dalam fase menghasilkan.
Fase Menghasilkan
Bagi mereka yang sudah melewati fase belajar, sekitar usia tiga puluhan mulai memasuki fase menghasilkan yang berangsur-angsur semakin memasuki jaman keemasan sampai menjelang akhir usia produktif. Pada fase ini, money saving menjadi prioritas utama.Komposisi pemakaian penghasilan seperti 10% tabungan, 20% investasi, 70%biaya hidup atau persentase berbeda lainnya dapat ditetapkan sebagai panduan pengelolaan uang sesuai dengan kondisi dan situasi tertentu. Money Collecting pada fase ini masih didukung oleh kondisi fisik yang optimal sehingga bangunlah koneksi, ambilah beberapa pekerjaan sekaligus sesuai dengan ketersediaan waktu, namun tidak serta merta mengabaikan kesehatan.
Fase Mengembalikan
Setelah begitu banyak pekerjaan, perjalanan dan enegi yang dihabiskan pada fase menghasilkan, tiba waktunya memberikan tolerasi pada fisik dan waktu dan membiarkannya lebih relax. Pada fase sebelumnya, kita aktif menyimpan uang dan memenjarakannya untuk keperluan kita sendiri. Dalam fase mengembalikan, biarkanlah uang yang keluar, menjelajah kemana pun dan membagikan manfaat bagi orang lain. Pendermaan itu sebaliknya mendatangkan manfaat dan berkah tersendiri bagi pendermanya. Dengan begitu, manfaat pada fase belajar dan menghasilkan dapat benar-benar dinikmati pada fase mengembalikan dimana kebebasan finansial yang dibarengi dengan kesehatan fisik dan batin dapat terwujud. Amin.
Berpegang pada ketiga fase ini, sekiranya pepatah "uang bukan segalanya tapi uang memang penting" benar adanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H