Lihat ke Halaman Asli

Tinta Emas

TintaEmas00

Saya Kira Obat Ternyata Sakit Terhebat

Diperbarui: 20 Juni 2021   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pinterest.com/pin

Semua orang pasti menginginkan cinta, merasakan cinta, dan jatuh cinta kepada seseorang. cinta itu indah saat cinta itu terbalas. Jiwa muda terasa bergejolak ketika menemukan cinta yang  sesuai dengan hati kita.  

Menemukan seseorang yang sholeh menjadi idaman semua wanita muslimah, bertemu dengan laki-laki yang sholeh membuat kita merasa " Yaa Allah dia adalah pasangan yang aku dampakan  selama ini". Bahkan kita merasa dia adalah orang yang akan menjadi sepenuhnya menjadi milik  kita, dia adalah orang yang telah Allah takdirkan untuk kita. namun Allah tau siapa yang terbaik  untuk hambanya.  

Allah mempertemukan saya dengan laki-laki yang cakap ibadahnya, baik akhlaknya. Pandai mengaji, menetap di musholla, dan menjadi imam pada waktu shalat. Seketika itu saya yakin ini  adalah takdir Allah mempertemukan saya dengannya. Hari demi hari kami lalui, berkomitmen  akan hal yang serius, saling melontar perhatian, saling mengingatkan pada kewajiban sebagai  seorang muslim, itu terasa seperti hubungan yang islami, yang katanya adalah hubungan syar'i.  

Yaa benar saja kami menjalani hubungan layaknya orang yang paham agama, tidak pernah  bersentuhan tangan, berjabat tangan, dan bahkan kami paham dan saling menjaga jarak bila  bertemu. Terdengar islami bukan? tapi itu terlihat seperti seseorang yang munafik, seperti  seseorang yang dzalim kepada dirinya sendiri. 

Dan saya pernah berfikir bagaimana jika saya  meninggalkan ini semua, meninggalkan cinta yang haram ini, cinta yang datang dari tipu daya  syaiton ini. Saya hanya ingin menjadikan Allah satu-satunya cinta saya. Tetapi hati ini masih saja  terus berharap kepada sang makhluk. Dan kami kenal semakin jauh, memperkenalkan dia kepada  keluarga saya dan begitu pula sebaliknya. 

Selang berganti waktu, satu tahun pun berlalu, saya yang berfikir dia adalah laki-laki sholeh, saya tidak pernah menaruh curiga sedikitpun kepadanya. 

Pada akhirnya Allah yang maha baik telah  menunjukkan kepda saya siapa sebenarnya lelaki sholeh yang selama ini saya anggap benar-benar  orang yang sholeh, dan yaa benar saja dia bukan si sholeh yang sebenarnya, dia hanya bersembunyi  dibalik itu. Menanamkan janji dan komitmen kepada saya, yang saya pikir komitmen itu benar- benar hanya untuk saya, tetapi saya salah komitmen itu juga dia tanam kepada wanita lain. 

Allah membongkar semua keburukannya, yang katanya jijik bersentuhan dengan wanita tapi malah  bergandengan tangan dengan wanita lain, si sholeh itu seakan-akan hilang dari dirinya. 

Dan saya  seakan-akan tidak percaya akan hal ini. Sakit memang, ketika itu saya mengadu kepada Allah akan  kesedihan itu, tapi saya sadar bahwa jalan saya dan harapan saya selama ini adalah salah. 

Saya  telah berharap kepada makhluk, saya mendua dari Allah. Saya tau Allah lebih sakit ketika saya  mendua dari-Nya. Allah mematahkan hati saya dari orang salah, karena berharap kepada makhluk  hanya akan mendatangkan kecewa. Allah sangat sayang kepada saya, Allah telah menuntun saya  ke jalan yang benar. 

Pada akhirnya saya menjauh bukan karena benci, saya hanya ingin membuang perasaan dan kembali tanpa ada rasa apapun. Menghilang dari dunia maya dan fokus mencari bekal. Jika  mencintaimu mu itu mudah, dan saya juga harus bisa merelakannya bersama orang lain dengan  mudah. Ingat baik-baik, secinta apapun, sesayang apapun, sebaik apapun mereka akan pergi  meninggalkanmu, ini hanyalah sebuah permainan belaka. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline