Lihat ke Halaman Asli

Tinta Digital

Akun ini saat ini bersifat pribadi dan dimiliki oleh satu orang

Harapan di Taman Pendidikan Al Quran Daruttilawah

Diperbarui: 8 Januari 2019   16:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

suasana rutin belajar mengaji di TPA Daruttilawah , sumber foto : dok.pribadi

Pada bangunan yang sederhana dan terbuat dari kayu, anak-anak dari TPA Daruttilawah belajar ilmu agama, belajar baca Al-Qur'an disana. Meskipun fasilitas disana serba terbatas tapi anak-anak disana selalu menunjukkan rasa semangat yang luar biasa untuk belajar agama.

Taman Pendidikan Al-Qur'an atau sering kita dengar dengan sebutan TPA merupakan sebuah lembaga atau kelompok masyarakat yang mengajarkan baca tulis Al-Qur'an, menghafal surah-surah ataupun belajar tentang agama islam sejak usia dini. Orangtua sekarang tidak hanya mementingkan pendidikan dalam bidang akademik namun juga dalam bidang keagamaan sangat di perhatikan salah satunya memasukkan anak mereka ke TPA. Khususnya di Kalimantan Selatan banyak berdiri TPA-TPA yang sudah memiliki nama atau sudah di kenal masyarakat dan murid nya pun banyak, tapi ada juga TPA yang tidak terkenal seperti berada di pinggir-pinggir kota saja dan memiliki sedikit tenaga pengajar seperti di TPA Daruttilawah.

salah satu kegiatan Murid TPA Daruttilawah Sumber foto: dok.pribadi

TPA Daruttilawah berdiri sejak tahun 2009 hingga sekarang. Yang beralamat di Jl.Arya Pujangga RT.08 Batola, Kalimantan Selatan. Tahun 2009-2010 murid tidak dipungut biaya karena ustadzah nya hanya 2 orang saja dan gajihnya hanya berbentuk pemberian sembako setiap bulannya dari ketua pengurus disana yang sekaligus menjadi pengajar juga disitu. Salah satu pernyataan dari ustadzah disana yang bernama ibu Juhairiah mengatakan "Awal mula saya mengajar di TPA ini dengan sukarela dan para murid tidak dipungut biaya sepeserpun oleh pihak pengelola TPA, terkadang setiap sebulan sekali saya menerima bingkisan berupa sembako dari ketua pengurus".

Pada tahun 2011 murid disana dipungut biaya atau bayar SPP karena ustadzah bertambah menjadi 5 ustadzah hingga sekarang. 1 murid hanya dipungut biaya sebesar 10 rb perbulan itu saja hanya sebagian murid saja yang bayar dengan rutin. Karena di sana muridnya juga banyak yang tidak mampu untuk bayar jadi ustadzahnya tidak tega minta bayaran kepada murid disana.

Kondisi ruang belajar TPA Daruttilawah Sumber foto : dok.pribadi

TPA Daruttilawah dibangun sendiri oleh Hj.Uhadiatun Nazmah selaku pendiri sekaligus pengajar di TPA tersebut. Donatur tetap saat ini hanya 2 orang dan baru-baru saja tahun 2018 yang memberikan bantuan kepada TPA tersebut hingga sekarang. Sekarang TPA Daruttilawah memerlukan lebih banyak donatur untuk membantu TPA tersebut. TPA Daruttilawah tidak memiliki tempat yang diberikan oleh pemerintah, jadi TPA tersebut terletak di halaman rumah Hj.Uhadiatun Nazmah dan beliau membangun TPA tersebut dengan hasil uang beliau sendiri tanpa adanya bantuan dari pemerintah.

"Saya selaku pemilik dan pengelola TPA terkadang berharap ada sukarelawan atau donatur yang dengan senang hati membantu dalam bentuk apapun bisa berupa barang (peralatan untuk keperluan TPA) ataupun berupa uang" (Hj. Uhadiatun Nazmah).

-iin.dhr

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline