"It has been said that something as small as the flutter of a butterfly's wing can ultimately cause a typhoon halfway around the world" -Edward Lorenz
Jika dihadapkan pada pilihan kupu-kupu atau Kecoa, kebanyakan orang mungkin akan memilih kupu-kupu, ya. Perhaps, cause we'll never know what is others think.
Bicara soal kupu-kupu, kebanyakan orang mungkin sepakat bahwa hewan ini adalah salah satu wujud keindahan, kesabaran dan perjuangan. Filosofi ini diambil dari proses metamorfosis yang dijalani olehnya dari telur hingga menjadi seekor kupu-kupu yang indah.
Well, dibalik keindahan kupu-kupu, pernahkah kalian dengar sebuah teori mengerikan yang berkaitan dengan kupu-kupu? Mungkin kalian pernah dengar Butterfly Effect? Atau Chaos Theory?
Belum pernah? Wah kalian harus nonton Film Butterfly Effect, Loh. :D :D
So, let's talk about what the meaning of Butterfly Effect?
Butterfly Effect atau disebut juga Chaos Theory ialah asumsi atau dugaan bahwa perubahan kecil suatu hal yang kecil dan non-linier bisa saja memengaruhi sesuatu secara massa. Hal ini di ibaratkan sebagaimana kepakan sayap kupu-kupu di Brazil dapat menyebabkan Angin Tornado Di California.
Huh? Mungkinkah?
Nothing impossible in this world, right?
Teori ini awalnya di kemukakan oleh Edward Norton Lorenz pada tahun 1961 di sela-sela pekerjaannya sebagai peneliti meteorologi. Ia mencoba menghitung cuaca (meramal cuaca dengan statistik) dengan angka-angka desimal dalam waktu berkala. Di waktu yang ditentukan, ia mendapatkan hasil yg sangat berlainan di beberapa kali percobaan, sehingga ia mendapati kesimpulan bahwa segala sesuatu memiliki ketergantungan yang sangat besar pada kondisi awal.
Dengan hal ini, jika diibaratkan sebuah cerita, keseluruhan cerita bergantung pada kondisi awal cerita. Jika awal cerita diubah, maka akan ada perubahan pada cerita, entah pertengahan ataupun akhir cerita.