Ternyata Ikan Budidaya memerlukan Jamu Tradisional untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan menjaga kualitas air media budidaya.
Sekarang ini pencemaran air karena limbah rumah tangga ataupun industri baik di kota ataupun di desa pada perairan sungai sama saja terjadi. Dampaknya sebagai media hidup air sungai tidak lagi menjadi habitat yang baik untuk mahluk hidup di dalamnya.
Ikan dan udang yang dahulu melimpah di sungai sekarang menjadi sebatas cerita turun temurun dari bapak, ibu, atau kakek, nenek kita. Mereka dengan bangga bercerita pada masanya mereka senang bermain, menyelam, dan berenang di sungai yang masih asri serta banyak ditemukan ikan-ikan berkejaran dan udang yang bersembunyi di balik akar-akar pohon beringin tepi sungai.
Jika sekarang mencari ikan di sungai ada namun jarang dan tidak se-melimpah dahulu. Salah satu tempat yang tepat untuk mencari ikan dalam jumlah yang melimpah adalah tempat budidaya ikan. Pemerintah mengembangkan setiap kegiatan budidaya, masyarakat dengan adanya balai perikanan yang melayani berbagai kebutuhan dan berfungsi sebagai pusat edukasi masyarakat yang berbudidaya ikan untuk berkonsultasi mengenai masalah di kegiatan budidayanya.
Sebagai alumni lulusan D3 Budidaya Ikan di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Saya merasa terpanggil dengan adanya topik pilihan kompasiana kali ini. Untuk berbagi sedikit pengalaman Praktek Kerja Lapang saya mengenai: "Pengelolaan Kualitas Air dengan Probiotik pada Kolam Pembenihan Ikan Nilem (Osteochilus vittatus) di Balai Pengembangan Budidaya Air Tawar Pandak", kabupaten Banyumas.
Di balai perikanan tersebut memiliki program penyuluhan masyarakat mengenai pembuatan probiotik menggunakan bahan-bahan herbal, seperti kunyit, temulawak, jahe, dan kencur.
Kegiatan penyuluhan untuk masyarakat tersebut diselenggarakan oleh POSIKANDU (Pos Kesehatan Ikan Terpadu).Saya melakukan praktek pembuatan, pemberian, serta pengukuran kualitas air pada kolam budidaya benih ikan yang terserang hama kerang dan lumut di BPBAT Pandak. Serangan hama tersebut disebabkan oleh pengolahan dasar kolam yang belum benar.
Seharusnya pengolahan dasar kolam yang benar menggunakan pupuk dan kapur perikanan. Namun di kolam tersebut, hanya diberikan kapur perikanan saja. Sehingga mengakibatkan kandungan kimia tanah dasar kolam tidak seimbang.
Ditambah lagi dengan adanya pecemaran air sungai yang digunakan sebagai sumber dari perairan kolam-kolam budidaya yang mengandung banyak bahan kimia dari limbah rumah tangga seperti detergen. Pencemaran limbah rumah tangga tersebut menyebabkan autrofikasi pada perairan.