Lihat ke Halaman Asli

Kebiasaan Memotong Pembicaraan Lawan Bicara

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu itu saya lagi bikin teh di pantry kantor, kebetulan ada temen saya, wanita, misalnya si A. Si A ini sedang berbicara dengan seorang bapak dari divisi lain. Mereka bicara soal rumah. Saat bapak itu menjelaskan tentang sesuatu, eh tiba-tiba si A memotong pembicaraan bapak itu, trus dia nyerocos saja. Padahal tadi mereka berdiskusi, lha, kok sekarang malah dia yang bercerita panjang lebar. Saya yang saat itu sedang ngaduk-ngaduk teh, kontan saja terkejut, nih anak, gak ada sopannya.

Sebelumnya saya juga sering begitu dengan si A, kalo saya lagi ngobrol sama dia, si A sering sekali memotong pembicaraan, kalau sepatah dua patah kata ya tidak apa-apa, lah, ni anak kalau memotong pembicaraan, berarti,"Stop berbicara, sekarang giliranku, walaupun ceritamu belum selesai!".  Aduh, ni anak.

Ada satu lagi teman saya, Si B, nah si B ini, juga sama, kadang suka memotong bicara, padahal yang sedang berbicara belum selesai cerita. Di kantor saya saya biasa makan siang sama teman-teman satu divisi saya di kantin kantor, nah diantara mereka ada tiga orang yang sudah punya anak, termasuk si R,  dan anak mereka semua masih balita semua. ya biasa lah kalo ibu-ibu sudah mulai cerita  anaknya. Nah kebetulah ada salah satu ibu-ibu itu cerita tentang sesuatu, anaknya begini-begitu,  si  B motong pembicaraan, dengan mengatakan anaknya juga seperti itu, dan bla bla bla... .dan si Ibu tadi jadinya tidak menyelesaikan ceitanya.  Saya yang mendengarkan diam saja, karena saya sudah sering melihat dia begitu, memotong pembicaraan orang lain.

Kebetulan saya punya teman dekat, yang hampir setiap hari teleponan dengan saya karena kami berada di kota yang berbeda. Nah kadang kalau di cerita saya suka memotong pembicaraanya, dan saya langsung dimarahinya. Pokoknya setiap saya (keceplosan) memotong ceritanya pasti langsung dimarahi, dia sedang bercerita, dengarkan dulu sampai selesai, baru kasih komentar.

Nah, sejak saat itu, saya sebisa mungkin menahan diri dari keinginan untuk memotong pembicaraan lawan bicara.saya bicara dengan seseorang, dan saya ingin kasih komenta, maka saya biarkan dulu dia menyelesaikan ceritanya, baru di ujung saya kasih komentar, atau gantian saya yang cerita karena ya saya pikir, sangat tidak sopan, karena toh, dia ingin berbicara menyelesaikan ceritanya. Kadang sering kali seseorang sedang berbicara, padahal dia belum selesai cerita, eh tau tau dipotong oleh seseorang, dan seseorang itu ngerocos panjang lebar, nah akan sangat canggung sekali kalau orang yang bercerita tadi melanjutkan ceritanya, karena sekarang sudah fokus ke cerita si pemotong bicara tadi. Tentu sangat tidak enak kalau pembicaraan kita di potong kan? Saya yang mau cerita, kok dia yang jadi bercerita?

Akhirnya saya bilang terus terang ke si B, kalau dia suka sekali memotong pembicaraan orang, dan saya merasa itu sangat tidak sopan, ya dia cuma menganggukan kepalanya, karena memang begitu. Tapi setidaknya saya sudah memperingatkannya, yah supaya dia bisa memperbaiki diri lah. Nah, kalau si A, saya belum bilang, mungkin nanti kalau di ke "gap" sama saya sedang memotong pembicaraan orang lain "lagi".




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline