Lihat ke Halaman Asli

Tini Siniati Koesno

fokus kepada Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Inovasi dan Standar Instrumen Pertanian

Dorong Konsumsi Pangan Pendamping Beras, Awali dari Skala Rumah Tangga Ciptakan Kemandirian Pangan Negeri

Diperbarui: 29 September 2021   17:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanaman Ubi Kayu Mudah Dibudidayakan Masyarakat. Foto: Dokumentasi pribadi

Indonesia memiliki kekayaan aneka ragam pangan, di antaranya 77 jenis pangan sumber karbohidrat, 75 jenis pangan sumber protein, 110 jenis rempah dan bumbu, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, 26 jenis kacang-kacangan, dan 40 jenis bahan minuman. (Materi Paparan Ka. Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian pada Webinar Propaktani 12 Agustus 2021).  

Khusus beras sebagai pangan sumber karbohidrat, kebutuhannya kian meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, yang kini mencapai 273 juta jiwa (Sensus BPS, September 2020).

Ironisnya lahan tempat memproduksi pangan kian menyempit.  Selain itu, untuk pengembangan padi membutuhkan syarat tanah dan air yang khusus untuk tumbuh kembang tanaman padi, terutama padi sawah yang banyak di budidayakan petani. 

Menurut Ade Surya pada publikasi Info Singkat DPR RI (Maret 2021), Polemik terhadap wacana pemerintah akan melakukan impor beras, dikarenakan belum ada kepastian kecukupan produksi.   

Mengingat tingkat curah hujan yang tinggi di beberapa daerah belakangan ini, menyebabkan produksi beras pada tahun ini belum dapat dipastikan meningkat atau menurun.  

Oleh karena itu, pemerintah perlu menambah ketersediaan cadangan beras untuk memastikan kelancaran pasokan pangan.  Lebih lanjut dikatakan bahwa sebenarnya terdapat 6-7 provinsi yang merupakan daerah sentra produksi menjadi daerah surplus. Ini diharapkan bisa menyuplai daerah-daerah yang mengalami defisit. Impor beras akan membawa dampak pada menurunnya harga gabah, yang akan merugikan petani.

Untuk menuju swasembada pangan, Pemerintah seharusnya memfokuskan pada kebijakan yang dapat menstimulasi produksi beras nasional.  Misal melalui kegiatan mengoptimalkan pemanfaatan lahan dengan beragam inovasi, menumbuhkan lumbung pangan, dan pengembangan teknologi pangan padanan beras.  

Ada lagi yang penting yaitu perlu diikuti dengan gerakan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi pangan non beras atau padanannya beras sebagai sumber karbohidrat.  

Gerakan ini menjadi amat penting, karena sebagai kegiatan hilirnya. Percuma saja, manakala inovasi upaya menciptakan pangan non beras sudah banyak dilakukan di hulunya, namun tidak diikuti dengan gerakan massa untuk memanfaatkannya secara optimal di hilirnya.

Pada Sabtu, 10 September 2021 lalu, melalui Webinar Series Propaktani yang diselenggarakan Dirjen Tanaman Pangan, telah disosialisasikan ragam pangan olahan ubi kayu atau singkong.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline