Lihat ke Halaman Asli

TINA WANTISEMBIRING

Universitas Teuku Umar

Resume Kegiatan di Tanoker

Diperbarui: 23 September 2022   21:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

TANOKER Ledokombo, berkunjung kesini disambut dengan Janur yang berarati  "Cahaya Yang Datang" disertai segelas minuman yang bernama Teh Arab.Tanoker adalah salah satu komunitas belajar dan bermain yang memberdayakan dan mengembangkan anak-anak,orang tua bahkan lansia.Tanoker juga merupakan suatu komunitas memperkenalkan berbagai permainan tradisional salah satunya adalah "Egrang".

Awalnya dari kepedulian buk farha ciciek yang sering dipanggil ciciek dan suaminya Supoharjo terhadap anak-anak yang terdapat di desa Ledokombo,Jember,Jawa Timur.Dimana anak-anak tersebut ditinggal orang tuanya karena orang tua mereka pergi bekerja keluar negeri atau menjadi TKI.Jadi,didirikanlah sebuah tempat komoditas yang bernama "Tanoker" pada tahun 2009. Tanoker berasal dari bahasa Madura yang berarti Kepompong.Penamaan tersebut bermula dari terinspirasinya anak-anak dari lagu kepompong yang dipopulerkan salah satu grub musik tanah air kita.

Latar belakang dari berdirinya tanoker sendiri juga karena persoalan anak putus sekolah,pengangguran,kekerasan terhadap anak dan penyalahgunaan narkoba.Seperti halnya kepompong,tanoker juga menjadi komunitas bermetamosfosis menjadi sosok yang lebih baik.Berawal dari tanoker inilah diajarkannya membaca,menulis,memasak,menari,bermain musik dan teknologi internet oleh buk ciciek dan pak supoharjo.Tanoker menjadi tempat belajar yang bersentuhan langsung dengan alam bebas.Tanoker tidak hanya terbatas untuk anak-anak namun juga bapak-bapak dan ibu-ibu bahkan juga orang tua lansia sebagai parenting agar tetap  sehat dan berkualitas.

Salah satu permainan yang dikembangkan di Tanoker adalah Egrang.Dimana pada awalnya agar anak-anak di Tanoker dapat bermain dengan biaya yang tidak ada namun tetap dapat  bermain menghibur anak-anak tersebut yaitu dengan memanfaatkan bambu disekitar.Bambu tersebut dijadikan Egrang,Egrang sendiri juga menjadi pelajaran bagi kita bahwa hidup ini butuh keseimbangan agar tetap dapat berdiri diatas ketinggian. Egrang ini pada awalnya hanya menjadi  permainan yang kemudian dikembangkan dan divariasikan dengan tarian dan musik.

Sehingga dengan demikian semakin banyak yang bergabung dalam komunitas Tanoker yang bermula dari satu dua orang menjadi banyak,bahkan sejak tahun 2010 Tanoker telah bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Jember untuk melaksanakan Festival Egrang setiap tahunnya.Penampilan Egrang oleh anak-anak Tanoker sendiri sudah pernah tampil dinegara tetangga yaitu Thailand.

Tanoker saat ini juga memiliki karya hasil dari kegiatan anak-anak,bapak-bapak dan ibu-ibu juga orang tua lansia yang diperjualbelikan sebagai oleh-oleh dari Tanoker,mulai dari dompet kepompong,tas,baju sablon tanoker,bahkan cemilan juga kopi.Berbicara sedikit tentang Teh Arab yang disuguhkan pada kami saat pertama kali turun dari mobil ke Tanoker ternyata dengan bahan-bahan herbal yang sehat dan baik diminum dan yang uniknya bunga  telang yang digunakan dalam pemberian warna pada teh juga terdapat di pisang goreng dengan bunga telang,tahu kocek daun telang yang dimana makanannya tidak menggunakan micin melainkan hanya garam.


Tanoker merupakan salah satu tempat yang sangat direkomendasikan untuk dikunjungi selama ke Jember.Semoga bisa ke Tanoker sahabat...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline