Lanjutan, bisa dibilang begitu dari apa yang sudah saya posting dengan judul "Integrasionis: dari ex-Timtim untuk Indonesia" (ini linknya: https://www.kompasiana.com/timtimfiles0894/64004f934addee61d7068922/integrasionis-dari-ex-timtim-untuk-indonesia), kini dikisahkanlah bagaimana logo integrasionis lahir. Beliau bercerita bahwa niat membuat logo Integrasionis berawal ketika dalam melakukan perjalanan ke Nusa Tenggara Timur (NTT) dan tinggal di sana untuk beberapa waktu.
Kedudukan
Sebelum merumuskan logo, bung Basmeri menegaskan seperti apa kedudukannya. Simbol atau logo seringkali digunakan sebagai lambang atau representasi dari suatu gerakan atau ideologi. Logo atau simbol yang kuat dapat membantu memperkuat identitas dan kesatuan gerakan serta membuatnya lebih mudah dikenali dan dikenang oleh masyarakat. Simbol atau logo juga dapat membantu membangun brand recognition dan meningkatkan visibilitas gerakan, terutama di era digital saat informasi tersebar melalui media sosial dan internet. Dalam beberapa kasus, simbol atau logo dapat menjadi simbol kebanggaan dan kekuatan bagi para anggota gerakan atau kelompok. Logo atau simbol yang kuat dapat menjadi sumber motivasi dan semangat bagi para anggota untuk terus memperjuangkan tujuan dan prinsip gerakan atau kelompok mereka.
Namun, penting untuk diingat bahwa simbol atau logo hanya merupakan bagian dari keseluruhan identitas gerakan atau kelompok. Identitas tersebut mencakup nilai-nilai, tujuan, tindakan, dan budaya yang dianut oleh para anggota. Sebuah logo yang bagus tidak akan berguna jika gerakan atau kelompok tersebut tidak memiliki fondasi yang kuat dan konsisten dalam hal nilai dan tujuan yang dianut.
Prihatin & Kelahiran
Saat perjalanan ke NTT tersebut, beliau memperhatikan adanya kenyataan bahwa banyak anak muda dari Timor Timur (Timtim) menempelkan poster dan stiker bendera Timor Leste di tempat tinggal mereka. Bendera merah-putih-hitam tersebut memenuhi kamarnya dan bahkan terpampang dengan bangga di sepeda motor mereka. Beliau merasa heran dengan kecintaan mereka terhadap bendera Timor Leste, karena pada saat yang sama semua tahu bahwa bendera tersebut mewakili kelompok penentang Integrasi, sementara anak-anak muda tersebut justru pro-Integrasi. Hmmm....
Akhirnya, diputuskanlah untuk membuat sebuah logo yang merepresentasikan kelompok pro-Integrasi. Semangatnya ialah ingin memberikan identitas dan semangat yang tepat untuk Integrasionis. Pada tanggal 27 Mei 2016, motto integrasionis ini beserta logonya diperkenalkan sebagai pedoman yang harus diikuti oleh para Integrasionis. Moment ini dianggap sebagai kelahiran logo Integrasionis.
Makna
Logo integrasionis tersebut dirancang dengan menggunakan warna merah dan putih sebagai simbol integrasi, yang mencerminkan semangat persatuan antara Indonesia dan Timor Timur. Gambar burung Garuda dengan kedua sayapnya melindungi NKRI ditambahkan, melambangkan penghargaan kepada keutuhan NKRI.
Tulisan "Amor Patriae Nostra Lex" bukan hanya sebuah kalimat mutiara yang terpampang di lambang Integrasionis, melainkan prinsip dan nilai yang harus menjadi pedoman dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil oleh seorang Integrasionis. "Cinta Tanah Air adalah Hukum Kita" merupakan motto yang sangat penting bagi para Integrasionis. Motto ini berasal dari frasa dalam bahasa Latin "Amor Patriae Nostra Lex", yang memiliki makna yang dalam dan menjadi dasar dari kesetiaan para anggota organisasi untuk memilih NKRI, meskipun harus meninggalkan tanah kelahiran mereka di Timor Timur.
Motto ini mengajarkan pentingnya memiliki rasa cinta dan kesetiaan yang tinggi terhadap negara atau tanah air sebagai nilai dan prinsip yang mendasar. Tidak hanya sebagai tanggung jawab, namun juga sebagai kehormatan dan kebanggaan yang patut dijaga dan dipertahankan. Semangat untuk melindungi dan mempertahankan kedaulatan negara serta memperjuangkan kepentingan nasional menjadi suatu prioritas yang harus diutamakan.
Penutup
Dalam hal logo Integrasionis, logo tersebut memperlihatkan semangat persatuan antara Indonesia dan Timor Timur yang menjadi bagian integral bangsa Indonesia. Logo tersebut mengandung makna yang mendalam tentang pentingnya kesetiaan dan cinta terhadap tanah air. Namun, hal ini tidak berarti bahwa gerakan Integrasi tidak mengakui keberagaman budaya dan suku yang ada di dalam Indonesia. Gerakan Integrasi bertujuan untuk mempertahankan keutuhan dan kesatuan Indonesia, sambil tetap menghargai dan merayakan keragaman budaya dan suku yang ada di dalamnya. Simbol atau logo dapat menjadi alat yang efektif dalam memperkuat identitas gerakan atau kelompok, serta sebagai sumber motivasi dan semangat bagi para anggotanya.
Bravo !!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H