Lihat ke Halaman Asli

Timotius Leari B

Mahasiswa UNTIRTA

Pentingnya Menjaga Ketahanan Pangan di Indonesia Untuk Masa Depan Rakyat

Diperbarui: 6 Oktober 2024   16:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara dengan beragam kebudayaan serta kekayaan alam yang melimpah. Bahkan negara Indonesia pernah mendapat julukan sebagai macan asia yang tertidur karena begitu besar potensi yang dimiliki. Sumber daya alam yang melimpah, tanah dan laut yang luas bisa menjadi keutungan tersendiri bagi Indonesia. Namun dibalik semua kekayaan tersebut, terdapat permasalahan yang tidak kunjung selesai dari tahun ketahun yaitu masalah terhadap ketahanan pangan.

            Pertumbuhan penduduk yang semakin banyak dari tahun ketahun juga meningkatkan jumlah kebutuhan terhadap pangan. Berdasarkan catatan dari kementrian dalam negeri (KEMENDAGRI), total penduduk Indonesia pada tahun 2024 mencapai 282.477.584 jiwa. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar sebesar 1.606.562 jiwa pada tahun sebelumnya. Jumlah penduduk yang bertambah menyebabkan beberapa lahan harus dipangkas untuk membangun perumahan termasuk juga sawah dan lahan pertanian lainnya. Belum ditambah dengan adanya pemangkasan untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan tol ataupun pabrik industri.

            Pemangkasan lahan untuk kebutuhan pangan dengan jumlah penduduk Indonesia yang bertambah banyak menjadi salah satu masalah dan sebuah tanda tanya apakah negara Indonesia masih disebut negara agraris atau tidak. Sebab karena keterbatasan ini pemerintah perlu melakukan impor bahan pangan dari luar negeri, bahkan untuk mencukupi ketersediaan berasa Cadanganpun pemerintah perlu mengimpornya. Menurut Badan Pusat Statistik yang dilansir dari Kompas.com, Indonesia mengalami kenaikan impor beras sebesar 3,05 juta ton hingga Agustus 2024 kemarin. Angka tersebut merupakan peningkatan sebesar 121,34% dibandingkan Januari-Agustus 2023.

            Masalah lainnya muncul dari semakin berkurangnya jumlah petani di Indonesia. Penyebabnya karena keterbatasan lahan atau semakin naiknya harga tanah, tingginya modal pertanian seperti pupuk, bibit, dan masih banyak lagi. Petani Indonesia dizaman sekarang memiliki stereotype sebagai sebuah profesi yang sulit dan kurang menghasilkan, sehingga semakin banyak yang meninggalkan profesi tersebut. Jadi tidak hanya pengalihan fungsi lahan sebagai area industri, tetapi juga pengalihan fungsi pekerjaan sebagai pekerja industri. Tetap saja, pekerjaan seorang petani di Indonesia masih terhitung banyak karena jumlah penduduk di Indonesia yang banyak pula meskipun skala perbandingan semakin berkurang dari tahun ketahun.

            Selain dilihat dari sisi statistik pengalihan fungsi lahan, pertumbuhan penduduk, serta penurunan minat. Naik dan turunnya harga pangan menjadi salah satu faktor yang menandakan bahwa kondisi ketahanan pangan di Indonesia masih belum stabil. Sebagai contoh ketika menjelang hari raya besar seperti lebaran, harga-harga pangan cenderung naik lalu kemudia turun saat sudah lewat. Baru baru ini Indonesia mengalami deflasi disektor pangan, dimana harga bahan pangan menurun. Menurut kementrian perdagangan Indonesia yang dilansir dari Kompas.com, penurunan harga ini disebabkan karena peralihan musim yang menyebabkan beberapa bahan pangan lebih mudah busuk. Kemendag masih mengkaji terkait permasalahan deflasi ini karena mungkin saja bisa disebabkan oleh daya beli masyarakat yang menurun.

            Ketahanan pangan yang ada di Indonesia merupakan masalah serius yang memerlukan kerja sama dari setiap pihak yang terlibat baik itu instansi pemerintahan ataupun masyarakat. Pemeritah memiliki peran untuk menentukan kebijakan untuk mensejahterakan petani ataupun terkait lahan pertanian dan Perkebunan, serta petani yang menjadi inti dalam keberlangsungan pangan yang ada di Indonesia. Sebab tanpa petani maka keadaan pangan suatu negara akan menjadi situasi mengenaskan atau akan lebih banyak melakukan impor yang memberatkan anggaran negara. Adanya kerjasama ini diharapkan dapat membawa Indonesia mencapai ketahanan pangan yang cukup dan berkualitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline