Lihat ke Halaman Asli

Review | "A Man Called Aahok"

Diperbarui: 25 November 2018   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Suatu kisah yang menceritakan mengenai kehidupan seorang anak bernama Basuki Tjahaya Purnama yang hidup dalam keluarga yang bercukupan. Memiliki seorang ayah bernama Kim Nam atau bisa dipanggil "Tauke" yang artinya yaitu bos. Kim Nam memiliki istri yang mimiliki beda pandangan mengenai cara seorang Kim Nam berlaku kepada para penduduk di Manggar, Belitung Timur dan cara beliau mendidik anak-anaknya. Ia memiliki tiga orang anak laki-laki dan satu anak perempuan.

Kim Nam merupakan seorang pengusaha pertambangan di Belitung Timur. Ia pun memiliki keinginan kepada anaknya terutama kepada Ahok untuk belajar dengan giat agar dapat menjadi dokter kedepannya. Usaha tersebut dilakukan oleh Ahok dengan baik, sehingga ia menjadi anak yang terpintar di sekolahnya.

Kehidupan perekonomian keluarga Kim Nam sering mengalami kesurutan ekonomi, namun kebiasaan Kim Nam yang sejak dulu dilakukan tak pernah di ingkarinya. Setiap saat warga penduduk Manggar datang kepadanya untuk meminta bantuan kepada Tauke, dengan kebaikan hatinya ia menolongnya memberikan biaya yang dibutuhkan. Seringkali istri Kim Nam sedih dan berargumen dengan suaminya mengenai kebiasaannya tersebut karena masalah perekonomian keluarganya yang tidak baik, namun kebiasaan menolong tersebut tetap dilakukan.

Suatu saat, ketika ada sekeluarga datang kepada Kim Nam untuk meminta bantuan untuk menolong biaya pengobatan karena ingin melahirkan anak namun air ketubannya pecah. Kim Nam pun dengan berat hati tidak bisa menolongnya. Ketika didengarnya masalah keluarga tersebut oleh Ahok, ia pun diam-diam langsung membongkar tabungannya yang sudah ditabung sejak lama pada celengan miliknya dan milik adiknya untuk untuk membatu keluarga tersebut. Ia pun diam-diam berangkat dengan sepeda menuju puskesmas tempat dimana ibu dari keluarga tersebut bersalin, dan memberikan uang tersebut kepada seorang bapak pada keluarga tersebut dengan titipan kata "ini titipan biaya dari Tauke untuk bapak" kata Ahok.

Beberapa hari kemudian, di toko apotek milik ibu Ahok, datanglah keluarga tersebut memberi imbalan kepada Kim Nam karena sudah membantu keluarga nya sehingga anaknya lahir dengan selamat. Tuan Kim dan isterinya itu pun terkejut dan bingung karna mereka hanya tau jika mereka telah menolak memberikan biaya kepada keluarga mereka. Lalu keluarga mereka berterimakasih dengan mengatakan biaya tersebut diberikan oleh Tauke yang dititipkan kepada Ahok. Setelah mengetahui hal tersebut Kim Nam pun berbicara empat mata dengan Ahok untuk menceritakan kejadian tersebut. Setelah Ahok menceritakan kronologinya, Kim Nam pun terharu dengan perbuatan Ahok ternyata selama ini teladan yang ia telah lakukan sekian lama telah membuahkan hasil.

Singkat cerita, setelah Ahok bertumbuh menjadi dewasa, ia ingin melanjukan kuliahnya di Jakarta, setelah lulus ia pun balik ke kampong halamannya, Manggar. Kim Nam pun tidak begitu senang dengan kepulangan anaknya karna ia dianggap telah melupakan keluarga dan kampong halamannnya dengan lebih memfokuskan ke studinya dan pekerjaannya. Kim Nam bertumbuh dan semakin tua umurnya. Ia pun tak lama lagi akan meninggalkan pekerjaannya. Ia mengira akan dilanjutkan oleh Ahok, namun Ahok kemudian bercerita kalau ia akan mencoba untuk bekerja setelah lulus kuliahnya. Kemudian Kim tersebut sedih mendengar hal tersebut. Setelah ia sekian lama bekerja ia kembali ke Manggar kemudian ia memiliki visi yang besar untuk perusahaan tambang milik bapaknya tersebut yang telah kian surut karena adanya  petinggi-petinggi kaya yang kotor akan cara kerjanya. Namun, visi yang Ahok buat sangat bertentangan dengan pandangan Bapaknya, sehingga ia sangat marah kepadanya.

            Kim Nam berharap agar ada yang menggantikan posisinya di perusahaannya agar tidak bangkrut. Namun Ahok memberikan kabar lagi jika ia ingin melanjutkan studi S2nya di Jakarta. Dengan perasaan yang hancur Kim Nam tersebut akhirnya menutup perusahaannya dan melunaskan hutang-hutangnya dengan uang perusahaannya tersebut. Setelah semakin lama, Kim Nam tersebut sakit- sakitan dan akhirnya meninggal. Ahok pun ingin menggapai keinginan bapaknya saat ia masih kecil, jika ia harus menjadi bupati Beliting Timur. Jikalau ia menjadi bupati taka da petinggi-petinggi kotor yang bisa berbuat melawannya.

            Kemudian ia melanjutkan studi dibidang politik. Singkat cerita ia akhirnya berhasil mewujudkan impian bapaknnya menjadi bupati Belitung Timur walaupun ia seorang yang berketurunan etnis Tionghua dan berhasil memberantas petinggi-petinggi kotor sehingga rakyat-rakyat miskin dapat hidup lebih sejahtera. Kehidupan Ahok dalam menjalani tugasnya dengan jujur sangat disukai oleh para rakyat. Namun saat ia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta ia divonis penjara karena penistaan agama.

Pendapat saya :

            Pendapat saya mengenai film ini, sangat menarik dan inspiratif mengenai cara seorang Kim Nam mendidik anaknya dengan tegas dan dengan keteladanan yang dicontohinya patut dicontoh oleh kita, karena ia tidak mementingkan ke egoisannya diri kita pribadi namun sangat mementingkan kebutuhan orang lain yang membutukan dari pada kita yang telah bercukupan. Film ini sangat ditonton oleh kalangan anak-anak hingga dewasa, lebih baik lagi bersama keluarga, agar keluarga mengerti bagaimana keluarga mereka saling membangun keharmonisan dan relasi antar anggota keluarga. Saya memberikan nilai 8.5/100 menurut saya, nilai tersebut sudah sangat cukup dan pas untuk kisah inspiratif seperti ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline