Sebelum membahas lebih jauh, saya berpendapat iya, bahwa kuliah di kampus terkenal menjamin masa depan cerah!
Kok bisa?? Nah ini karena, mengenyam pendidilan di kampus hebat akan memberi sinyal akan kualitas yang kita miliki. Ya, kuliah atau sekolah adalah simbol yang juga sinyal dari kualitas pribadi seseorang.
Maka itu, tidak heran kita kenapa orang rela merogok kocek mahal untuk bisa masuk di kampus yang hebat, meskipun terkadang harus melalui jalur kiri ---main serong.
Coba kita bayangkan dalam logika sederhana; perbandingan antara lulusan dari Universitas Terbuka dan Universitas Harvard, misalnya. Meskipun di dua kampus ini sama-sama memberikan kita proses pembelajaran, dua-duanya tempat belajar, namun sinyal kualitas kita bila menjadi lulusan kampus Universitas terbuka dengan universitas harvard sangat jauh berbeda.
Apalagi ditambah dengan satu sisi, siapapun yang daftar UT pasti diterima, asal isi formulir dan bayar biaya kuliah, nanun di sisi lain, sangat sulit untuk diterima menjadi mahasiswa Harvard. Hanya mereka yang benar-benar berkualitas tinggi yang bisa belajar di Harvard.
Baik Mahasiswa UT maupun mahasiswa di Harvard sama-sama belajar. Supaya jadi orang cerdas. Tapi mahasiswa Harvard sudah cerdas duluan bahkan sebelum belajar di Harvard.
Jikapun kita drop out setelah lulus di Harvad, tidak ada gelar sarjana. Tapi saya yakin, banyak perusahaan yang akan rebutan merekrut kita. Kenapa, karena diterima di Harvard saja (tanpa harus belajar di sana) kita sudah mendapat sinyal bahwa kita merupakan orang yang berkualitas.
Sudah banyak contoh yang dropout Harvard yang berhasil, seperti Bill Gates (Microsoft), atau Mark Zuckerberg (Facebook). Di Indonesia ada Ferry Unardi (Traveloka).
Bahkan Prof. Bryan Caplan sampai menulis buku bahwa kuliah itu percuma saja. Mahasiswa itu bukan cari ilmu, tapi cari merek. Perusahaan mau rekrut lulusan ITB bukan karena apa yang dipelajari di ITB (Kewiraan? Agama? Olahraga? Kimia Dasar?). Seminggu setelah ujian aja pasti udah pada lupa isi kuliah.
Lagipula banyak sarjana teknik ITB kerja di bank, yang jelas tidak butuh ilmu teknik. Maka bukan ilmu yang menjadi alasan perusahaan merekrut alumni ITB.
Namun demikian, anda tetap harus pesimis, eh optimis maksudnya, bahwa dunia belum berakhir untuk anda yang bukan lulusan 'universitas hebat dan bermerek'. Tapi Anda harus bekerja lebih keras guna mendapat perhatian dan hebat. Mungkin harus memoles kemampuan public speaking, rajin membangun jejaring, atau menambah bukti kompetensi dengan sertifikat.