Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Syawal Djamil

Penikmat Kupi Sanger

Kelemahan Kurikulum Merdeka yang Perlu Kita Ketahui

Diperbarui: 1 Oktober 2023   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

SEJAK 2022 silam, pendekatan baru dalam dunia pendidikan dibawa oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, yakni dengan merancang kurikulum yang dinamakannya; Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka diharapkan mampu menjawab kebutuhan dan tantangan masa depan, sesuai dengan visi dan misi pemerintah. Namun demikian, meskipun memiliki kelebihan dan inovasi yang menjanjikan, kurikulum Merdeka juga memiliki kelemahan yang perlu dikaji dan tentu mendapat perhatian serius. Disini, kita akan membahas beberapa kelemahan kurikulum Merdeka Nadiem Makarim.

Pertama, salah satu kelemahan utama kurikulum Merdeka adalah kurangnya keseragaman dalam pendidikan. Dalam sistem pendidikan yang mengacu pada kurikulum nasional sebelumnya, setiap siswa akan mendapatkan materi yang sama untuk setiap mata pelajaran. Namun, dengan pengenalan kurikulum Merdeka yang berbasis pada pilihan siswa, akan sulit mencapai keseragaman pendidikan. Hal ini dapat menyebabkan kesenjangan antara siswa yang memilih mata pelajaran yang dianggap lebih bergengsi dan siswa yang memilih mata pelajaran yang dianggap kurang bergengsi.

Yang kedua, kelemahan lainnya adalah kurangnya kendali terhadap mutu pendidikan. Dalam kurikulum Merdeka, siswa memiliki kebebasan untuk memilih mata pelajaran dan mengatur jadwal belajar mereka sendiri. Namun, hal ini dapat mengakibatkan kurangnya pengawasan terhadap mutu pendidikan yang diberikan. Tanpa adanya standar yang jelas atau evaluasi yang ketat, kualitas pendidikan dapat menjadi tidak konsisten dan sulit untuk diukur. Hal ini akan berdampak pada kemampuan siswa untuk bersaing di tingkat nasional dan internasional.

Selain itu, yang ketiga, kelemahan kurikulum Merdeka yang lain adalah keterbatasan sumber daya dan aksesibilitas pendidikan. Meskipun kurikulum ini memberikan kebebasan dalam memilih mata pelajaran, tidak semua sekolah memiliki sumber daya yang memadai untuk menyediakan pilihan mata pelajaran yang beragam. Terutama di daerah pedesaan atau daerah dengan aksesibilitas terbatas, tersedianya mata pelajaran yang lebih spesifik mungkin terbatas. Hal ini akan membuat kesenjangan dalam kesempatan pendidikan antara siswa di daerah perkotaan dan siswa di daerah pedesaan.

Keempat, kelemahan lainnya dari kurikulum Merdeka adalah ketidakpastian pengajaran dan pembelajaran. Dalam kurikulum Merdeka, guru dan siswa memiliki kebebasan dalam proses pembelajaran. Namun, kurangnya panduan yang jelas dalam kurikulum ini dapat membuat guru kesulitan untuk mengembangkan strategi pengajaran yang efektif. Hal ini juga dapat menyebabkan perbedaan dalam metode pembelajaran antar sekolah dan guru. Sebagai akibatnya, akan ada kesenjangan dalam kualitas pembelajaran antara satu sekolah dengan yang lain.

Terakhir, yang kelima, kurikulum Merdeka memiliki kelemahan dalam hal penerapan dan pemantauan kurikulum. Sejatinya, Pemerintah harus memastikan bahwa kurikulum ini diikuti dan diterapkan secara konsisten di seluruh sekolah di seluruh negeri. Namun, tanpa sistem pemantauan dan evaluasi yang baik, akan sulit untuk memastikan bahwa kurikulum ini berjalan dengan efektif. Kurangnya pemantauan juga dapat menyebabkan penurunan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

Jadi, meskipun kurikulum Merdeka Nadiem Makarim dibanggakan oleh sebahagian pihak, ia tetap memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan. Keseragaman pendidikan, kendali mutu pendidikan, keterbatasan sumber daya, ketidakpastian pengajaran dan pembelajaran, serta penerapan dan pemantauan kurikulum yang tidak efektif adalah beberapa kelemahan utama yang perlu diperbaiki.

Oleh karena demikian. Upaya perbaikan dan evaluasi terus menerus perlu dilakukan agar kurikulum Merdeka dapat mencapai tujuannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Nyanban

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline