Lihat ke Halaman Asli

Tertangkap Basah, Akil Permalukan Kalbar dan Kapuas Hulu

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nisik tau diarap" kira-kira begitulah ucapan masyarakat Kapuas Hulu yang berarti "tidak bisa menjadi harapan" bila menyimak kasus tangkap tangan kasus suap Akil Mochtar.

Berikut ini rekam jejak Akil seperti yang dikutip dari Metronews.com, merupakan putra daerah Putussibau yang lahir di Kabupaten Kapuas Hulu Kalbar, pada 18 Oktober 1960. Merupakan lulusan Strata 1 Fakultas Hukum Universitas Panca Bhakti Pontianak. Magister Ilmu Hukum Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung. Mendapat gelar Doktor dari Ilmu Hukum Unpad Bandung. Memulai kariernya sebagai advokat pada 1984-1999. Anggota DPR/MPR RI periode 1999 hingga 2009. Merupakan anggota Komisi III DPR, anggota panitia Adhoc MPR, dan kuasa hukum DPR RI di persidangan di Mahkamah Konstitusi.

Kariernya sebagai Hakim Konstitusi setelah melepas atribut partainya. Pada 2008, ia pun terpilih sebagai Hakim Konstitusi dari unsur DPR. Di periode pertama, ia menjabat Wakil Ketua MK. Pada 2013, kariernya melesat. Ia menjadi Ketua MK menggantikan posisi Mahfud MD yang mundur dari jabatannya. Pernah juga mengikuti kontestasi Pilgub Kalbar bersama AR. Mecer.

Bagi rakyat Kalbar, nama Akil memang cukup membanggakan karena mampu bersaing dikancah nasional. Ya, memang sangat jarang putra Kalbar menduduki jabatan penting ditingkat nasional seperti ketua MK itu.

Tapi apa lacur, si putra kebanggaan dan si Anti Suap ini ternyata sudah 6 tahun diincar oleh KPK. Kasusnya tak main-main masalah suap menyuap alias korupsi. Akil diduga menerima suap terkait sengketa Pemilu Kada Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Saya teringat pada kasus sengketa Pemilu Kada Kabupaten Sintang antara Milton dan Winarno di kecamatan Serawai yang mengharuskan pemilihan ulang. Apakah Akil mengambil peranan juga, kita tidak tahu.

Seperti diketahui Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar ditangkap bersama Charunnisa, dan pengusaha Cornelis di kediamannya, tadi malam. Ini sungguh hal yang sangat memalukan sekaligus mengecewakan. Apakah putra Kalbar memang tidak mampu atau tidak sanggup bila diberikan amanah? Kenapa Akil berani dengan gagah maju menjadi ketua MK bila tahu dirinya rajin menerima suap? "Ngantar ajal" begitu istilah orang Kalbar.

Semoga putra Kalbar yang punya potensi jangan meniru Akil. Sudahlah kita ini jarang mendapat kesempatan, sekali dapat malah dihancurkan dengan kasus suap. Malu kita, mau ditaruh di mana muka rakyat Kalbar.

Akil, ingin potong jari sendiri?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline