Lihat ke Halaman Asli

Timotius Apriyanto

OPINI | ANALISA | Kebijakan Publik | Energi | Ekonomi | Politik | Hukum | Pendidikan

Shin Tae Yong dan Misi Bunuh Diri

Diperbarui: 10 Januari 2025   05:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

STY dalam pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia antara Indonesia vs Arab Saudi Selasa (19/11/2024) | sumber: kompas.com / Adil Nursalim

Kontroversi terkait pemecatan Shin Tae Yong sebagai pelatih Tim Nasional Indonesia melalui konferensi pers di Menara Danareksa, Jakarta, Senin (6/1/2025), telah memicu gelombang spekulasi di kalangan publik. Shin Tae Yong, seorang pelatih asal Korea Selatan yang berhasil membawa tim nasional Indonesia keluar dari keterpurukan menuju panggung yang lebih cerah, kini menghadapi realitas pahit akibat keputusan mendadak yang mengundang banyak pertanyaan. 

Mengapa seorang pelatih yang sukses mengubah citra sepak bola Indonesia justru harus dipecat? Keputusan ini tidak hanya memunculkan perdebatan, tetapi juga menimbulkan dugaan bahwa federasi sepak bola Indonesia, PSSI, tengah melakukan "misi bunuh diri" terhadap perkembangan sepak bola nasional.

Lagu berjudul "Ditinggal Pas Sayang Sayange" ciptaan Arya Satria dan dipopulerkan oleh penyanyi dangdut Safira Inema dan Nella Kharisma di pertengahan tahun 2020, bisa jadi menjadi salah satu theme song "Drama Sepak Bola Indonesia 2025". Betapa tidak mengejutkan dan menyakitkan, harus diputus dan dipupus cinta serta harapan publik sepak bola Indonesia di puncak rasa sayang terhadap pelatih Shin Tae Yong.

Pemecatan Shin Tae Yong tidak didasarkan pada logika teknis yang jelas dan waras, dan keputusan ini seolah mencerminkan "misi bunuh diri" bagi sepak bola nasional. PSSI tampak rela menghancurkan momentum positif yang telah dibangun demi mempertahankan agenda tertentu yang tidak transparan. Bukannya membawa kehormatan atau manfaat seperti yang diharapkan dari harakiri atau kamikaze, tindakan ini justru menyeret sepak bola Indonesia ke dalam jurang ketidakpastian dan potensi kemunduran.

Transformasi yang Dibawa Shin Tae Yong

Ketika pertama kali didapuk menjadi pelatih tim nasional pada akhir 2019, Shin Tae Yong menghadapi tantangan besar. Tim nasional Indonesia saat itu berada dalam situasi yang jauh dari kata membanggakan. Prestasi minim, sistem pembinaan yang lemah, serta mental pemain yang kurang kompetitif menjadi masalah akut sepak bola Indonesia. Namun, Shin Tae Yong datang dengan membawa visi besar: membangun tim yang tidak hanya kuat secara teknis, tetapi juga memiliki karakter yang tangguh.

Dalam waktu singkat, ia berhasil memperkenalkan standar pelatihan yang lebih profesional. Disiplin tinggi, penerapan teknologi dalam analisis permainan, serta pendekatan holistik dalam membangun kekuatan fisik dan mental pemain menjadi ciri khas kepemimpinannya. Hasilnya mulai terlihat saat tim nasional tampil impresif dalam berbagai ajang internasional. Salah satu momen paling berkesan adalah ketika Indonesia tampil gemilang di Piala AFF 2020 dengan mencapai babak final, meski akhirnya kalah dari Thailand.

Selain itu, Shin Tae Yong juga memberikan perhatian besar pada regenerasi pemain. Ia memberi kesempatan kepada talenta muda seperti Marselino Ferdinan, Pratama Arhan, dan Ronaldo Kwateh untuk tampil di level senior, sesuatu yang jarang dilakukan oleh pelatih sebelumnya. Langkah ini tidak hanya membangun fondasi tim nasional yang lebih kokoh di masa depan, tetapi juga meningkatkan optimisme publik terhadap sepak bola Indonesia.

Spekulasi di Balik Pemecatan

Di tengah gelombang keberhasilan tersebut, keputusan PSSI untuk memutus kerja sama dengan Shin Tae Yong terasa seperti langkah mundur. Tidak heran jika berbagai spekulasi bermunculan. Salah satu dugaan utama adalah adanya perbedaan visi antara Shin Tae Yong dan PSSI, terutama dalam hal pengelolaan tim dan kebijakan organisasi. Spekulasi lainnya adalah adanya sebuah operasi pengalihan isu atas berbagai kasus skandal nasional, termasuk kasus mega korupsi 300 Triliun. Shin Tae Yong dikenal sebagai sosok yang tegas dan tidak segan mengkritik jika melihat sesuatu yang tidak sesuai dengan prinsip profesionalisme. Hal ini mungkin saja menjadi alasan utama ketidakcocokan antara kedua belah pihak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline