Lihat ke Halaman Asli

Berbagi Tak Harus Memberi

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BILA Anda mampu membeli mobil berharga ratusan juta rupiah, menjadi aneh bila Anda tak mematuhi larangan pemerintah yang melarang penggunaan premium bagi mobil dengan cc di atas 1500cc. Kendaraan yang Anda beli menandakan bahwa Anda seorang yang bisa dengan mudah mendapatkan uang.

Anda tentu paham dasar pemikiran dari kebijakan subsidi. Ya sebenarnya subsidi diperuntukkan bagi mereka (baca: yang kurang mampu). Berpenghasilan pas-pasan bahkan rendah. Bukan untuk Anda yang setiap hari "membuang" uang.

Coba bandingkan keadaan mereka dengan keadaan Anda. Makanan, pakaian, dan rumah Anda. Terlebih bagi Anda yang sering ke tempat-tempat hiburan. Anda tak pernah memrotes ketika harus membayar makanan dan minuman yang Anda pesan yang harganya kelewat mahal dibanding bila Anda membelinya di tempat lain yang lazim.

Pernahkah Anda berpikir perihal harga makanan yang biasa Anda konsumsi sehari-hari? Sekali Anda makan, buat mereka, mungkin bisa untuk makan sekeluarga sehari. Bahkan mungkin lebih lama lagi. Pernahkah Anda merenung perihal uang yang Anda keluar untuk sesuatu yang tak begitu penting? Uang sejumlah itu bisa untuk membeli buku,seragam dan sepatu baru bagi anak-anak dari keluarga mereka. Mereka baru mengganti seragam dan sepatu yang telah usang dan lusuh setahun sekali. Bahkan tak sedikit di antara anak-anak itu tak memakai sepatu.

Lalu, mengapa untuk membeli BBM nonsubsidi untuk pakan mobil Anda yang ketika Anda membeli lebih mengedepankan gengsi, Anda memrotes? Bukankah dengan Anda membeli mobil yang tergolong mewah berarti Anda mengategorigakan diri sebagai orang yang kaya. Dan bagi orang kaya apalah artinya uang Rp10000,- untuk membeli seliter Pertamax, misalnya. Bahkan bila dilihat dari segi kepatutan, setiap pemilik mobil pribadi tak layak menggunakan premium atau BBM bersubsidi.

Kalau orang sekaya Anda masih menggunakan BBM bersubsidi untuk pakan kendaraan pribadi Anda, itu sama artinya Anda mengambil hak mereka yang hidup dalam keterbatasan. Angkutan umum akan terkurangi jam operasinya bila solar atau premium menipis. Dan para penumpang yang nyaris semua berkantong tipis akan banyak yang terlantarkan. Nelayan juga akan semakin jarang melaut dan keluarga mereka akan semakin kesusahan sebab tak ada pemasukan.

Anda tak perlu mengeluarkan uang untuk mereka demi meringankan beban hidup mereka yang kian hari kian berat. Anda cukup mematuhi larangan pemerintah menggunakan BBM bersubsidi untuk mobil-mobil mewah Anda. Bukankah itu sesuatu yang mudah dilakukan sebab uang bagi Anda tak jadi masalah?

--0--

Jakarta, Mei 2012




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline