Manusia selalu punya nama untuk segala sesuatu. Banyak nama tak punya argumentasi kelahirannya. Tetapi semua nama punya kisah di baliknya.
Bikini. Itu nama model pakaian renang dua potong: bawah berbentuk segitiga penutup daerah organ kelamin; atas sebagai penutup penampakan luar otot kemasan kelenjar susu (mamma atau payudara).
Bikini harus sangat minim, aslinya terbuat dari kain 30 inci.
Ya. Hanya 30 inci. Jika lebih lebar dari itu, sekalipun masih bermodel sama, ia bukan Bikini melainkan Atome. Itu jika kita mau konsisten pada sejarah.
Hmmm, Bikini, Atome, Bom Atom. Soal apa ini?
Outfit hemat kain kaum perempuan untuk renang, olahraga air, atau leye-leye di pantai dan tepi kolam sudah lewati suka duka sejarah yang panjang.
Di negara-negara Barat, kaum perempuan baru boleh menampakkan diri di pantai umum pada awal abad 20. Tetapi mereka dibatasi aturan ketat berpakaian: celana pantalon -tertutup hingga mata kaki- dipadukan atasan berlapis agar tidak nyetak lekuk tubuh.
Adalah Annette Kellerman, juara renang dan bintang film yang dianggap mempelopori pemberontakan, meruntuhkan kekangan itu. Pada 1907, Kellerman yang ketika itu baru menginjak usia 21, tampil di pantai dengan pakaian renang terusan, one-piece bathing suit.
Sebenarnya pakaian renang Kellerman tidak terbuka, tampak seperti pakaian gulat. Bagian tanpa penutup hanya lengan (hingga sebatas bahu) dan tungkai kaki hingga separuh bagian paha. Yang bikin heboh tampaknya karena pakaian renang Kellerman body-fit, menempel ketat pada tubuh.