Lihat ke Halaman Asli

George

TERVERIFIKASI

https://omgege.com/

Penjarahan, Itu Anarko-Sindikalis atau Si Pengkor sih?

Diperbarui: 14 April 2024   02:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Graffiti di Tangerang [Kompas.com istimewa]

Sudah tonton Gundala, belum? Tontonlah. Film itu penting. Ia mengingatkanmu untuk tidak mudah percaya pada segala macam rekayasa kerusuhan. Film ini membuatmu awas bahwa di balik projek-projek peciptaan kerusuhan dan pengkambinghitaman kelompok-kelompok kritis bermain tangan-tangan para cukong, individu-individu kaya raya yang sangat berhasrat pada kekuasaan.

Si Pengkor dalam Gundala adalah metafora elit-elit ekonomi yang kemaruk kekuasaan politik, kaum oligark pendamba kekuasaan totaliter.

Kekuasaan totaliter, negara bonapartis yang dilegitimasi oleh kondisi darurat, oleh kondisi hancurnya "tertib sosial" adalah instrumen paling efektif untuk melindungi kekayaan para oligark.

Si Pengkor dalam Gundala adalah manifestasi para oligark, menggambarkan kemampuan elit-elit terkaya mengkreasi kepalsuan sebagai prakondisi terciptanya kekusaan tanpa gugatan, kekuasaan di atas legitimasi kondisi darurat jangka panjang.

Bacalah novel Fahrenheit 451 atau setidaknya tonton versi adaptasi filmnya. Apa yang membuat mayoritas rakyat menyerahkan kebebasan mereka pada kekuasaan totaliter?

Konflik, perang sipil, kerusuhan-kerusuhan! Oleh kejenuhan dan ketakutan akan kondisi-kondisi ini, mayoritas rakyat memasrahkan kebebasannya pada kekuasaan totaliter,  kekuasaan yang membakar buku-buku agar orang berhenti bersikap kritis.

Artinya, aksi-aksi penjarahan, apalagi dilakukan di tengah pandemi justru membidani kelahiran kekuasaan otoriter; melegitimasi perubahan status menjadi darurat sipil. Negara akan kian dominan. Sebaliknya penyelesaian krisis melalui kerja sama antara komunitas-komunitas sadar dan merdeka makin tertutup ruangnya.

Tangkap layar Kompas.com (11/04/020)

Itu berarti, aksi-aksi penjarahan di saat seperti ini justru berakhir pada kondisi yang 180 derajat bertolak belakang dengan utopia kaum anarkis, apalagi anarko-sindikalis.

Apakah masuk akal menduga suatu kaum---Saya lebih senang memandang anarko sindikalis sebagai kaum dibandingkan sebagai organisasi sebab demikianlah mereka menolak segala bentuk otorita. Organisasi selalu mengandung dalam dirinya otoritas---melakukan tindakan aktif yang membahayakan dirinya justru untuk menciptakan kondisi yang bertolak belakang dengan cita-cita kaum itu?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline