Sebuah video berdurasi 58 detik beredar di internet, memperlihatkan puluhan TKA asal China bermasker keluar dari ruang kedatangan Bandara Haluoleo Kendari. Terdengar suara di latar berseru soal Corona.
Banyak yang menyebarkan video tersebut mungkin tidak bermaksud membuat hoaks atau menyebar fitnah. Tetapi tanpa keterangan memadai, secara mandiri video itu membangkitkan prasangka negatif.
"Kok pemerintah masih izinkan pekerja asing masuk?" komentar seorang warganet pada video yang diposting salah seorang pengguna facebook.
Sebagian besar penyebar video itu mungkin sekadar ingin tampil di tengah kerumunan daring. Mereka senang mendapat banyak respon ketika membagi konten sensasional. Tetapi tidak salah pula menduga sebagian orang punya intensi negatif di baliknya. Bisa saja untuk menyundul gelinding bola liar yang menerbitkan prasangka negatif terhadap pemerintah.
Di era post-truth, politik memang berada di titik terjauh dari kehormatan. Fitnah dan hoaks yang dijadikan senjata, bukan perdebatan cara pandang dan progam mengatasi problem bangsa.
Maka perlu kiranya, penjelasan-penjelasan tentang duduk perkara sebenarnya disebarluaskan.
Kompas.com (16/03/2020) sudah menelusuri kebenaran dan latar belakang video yang viral itu. Berikut intisari berita Kompas.com berdasarkan keterangan Kapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Pol Merdisyam.
Pertama, peristiwa dalam video tersebut benar terjadi belum lama ini, Minggu, 15 Maret 2020. Sejumlah 40 Tenaga Kerja Asing asal China memang tampak keluar dari pintu ruang kedatangan Bandara Ha Haluoleo Kendari.
Kedua, tetapi para TKA itu bukan baru datang dari China. Mereka adalah TKA yang sudah lama berada di Sulawesi Tenggara, bekerja di Kawasan Industri Morosi.
Ketiga, 40 TKA asal China itu berada di Bandara Haluoleo karena baru tiba (kembali) dari Jakarta menggunakan pesawat Garuda Indonesia bernomor penerbangan GA 696.