Tuan-Tuan dan Nyonya-nyonya yang hendak mencalonkan diri sebagai presiden hendaknya berhati-hati terhadap tim sukses dan loyalis Anda. Jika dikecewakan, mereka mungkin saja membunuh Anda. Demikianlah sejarah memberi pelajaran.
Simak kisah berikut.
Pagi itu, 2 Juli, Jenderal James Garfield sedang bersemangat. Ia akan berlibur, melepas pening di kepalanya oleh perdebatan dengan orang-orang Partai Demokrat di parlemen.
Jenderal Garfield baru 4 bulan menjadi Presiden Amerika Serikat yang ke-20 setelah mengalahkan Jenderal Hancock, sesama veteran perang sipil yang baru saja berakhir.
Sudah sejak beberapa pekan sebelumnya, Presiden Garfield merencanakan liburan musim panasnya. Ia akan terlebih dahulu berpidato dalam acara di alma maternya, William College.
Sebelum pukul 9, Presiden Garfield menuju Stasiun Kereta Api Baltimore and Potomac. Ia hanya ditemani Sekretaris Negara James Blaine dan seorang portir. Mereka hendak menumpang kereta pukul 9.30.
***
Ia kemudian bergegas menuju Statius Kereta Api Baltimore dan Potomac, menunggu di dalam, menatap ke arah pintu masuk. Sesekali jemarinya ia masukkan ke dalam kantung jas lusuhnya, memeriksa revolver yang dingin mendekam di dalamnya.
Presiden Garfield dan Sekretaris Negara James Blaine akhirnya tiba. Mereka masuk ke dalam stasiun, tersenyum dan membalas sapaan orang-orang di sana.