Lihat ke Halaman Asli

George

TERVERIFIKASI

https://omgege.com/

Berburu Kalesong di Air Mata, "One Stop Area" Berbuka Puasa

Diperbarui: 19 Juni 2018   05:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalesong dan peta Kawasan Jajanan Air Mata. Olahan dokpri dan google map.

Di Kupang, berburu makanan takjil bukan hanya antusiasme kalangan Muslim yang hendak berbuka puasa. Warga Kota Kupang penganut agama lain juga doyan kunjungi pusat-pusat penjualan takjil yang umumnya berupa lapak dadakan di bulan Ramadan. Sebabnya saat Ramadan sejumlah makanan khas dijual. Salah satunya Kalesong, yang biasanya hanya bisa dijumpai di tempat tertentu.

Dua lokasi lapak-lapak takjil favorit sekaligus tempat Kalesong bisa ditemukan adalah JAM dan JKS.

JAM itu singkatan dari Jajanan Air Mata. Disebut demikian karena terletak di Kelurahan Airmata, Kota Kupang. JAM sebenarnya bukan lapak dadakan Ramadan melainkan pusat kuliner sore yang diprakarsai Ibu Agnes, istri Gubernur Musakabe di era 1993-1998. Tujuannya untuk memberdayakan perekonomian perempuan, ibu-ibu di Kelurahan Airmata.

JAM terletak di pinggir Jalan Soeharto, jalan menuju Pantai Kopan, lokasi wisata di jantung Kota Kupang yang diceritakan Kompasianer Arnold Adoe beberapa hari lalu (baca: "Menikmati "Sunset" Pantai Kopan di Kota Kupang"). Letak persisnya di seberang kantor lama Bupati Kupang, 300 meter dari Pantai Kopan.

Dari JAM, Anda bisa berjalan 100 meter ke arah selatan untuk salat Maghrib di Masjid Raya Nurussa'adah.

Jadi Anda bisa menghabiskan waktu ngabuburit dengan menikmati keindahan pantai dan sunset di Pantai Kopan; berjalan kaki sebentar saat menjelang Azan Magrib ke JAM, memilih-milih takjil dan berbuka --pastikan Anda tidak kehabisan Kalesong-- lalu salat di Masjid Nurussa'adah. Simpel, praktis, menyenangkan. Boleh dikatakan, lokasi di Jalan Soeharto itu "one stop area buka puasa".

Jajanan Kampung Solor (JKS) berada 600 meter dari JAM ke arah tenggara. JKS muncul belakangan, awal 2000-an. Letak persisnya di trotoar depan Gereja Katedral Kristus Raja di ujung Jalan Soekarno-Hatta hingga trotoar di depan Bank Mandiri di pangkal Jalan Urip Sumaharjo. Jadi JKS ada di pertemuan antara Jalan Soekarno-Hatta, Jalan Urip Sumaharjo, Jalan Tompelo, dan Jalan Kosasih.

Di seberang JKS ada Perpustakaan Daerah. Sekitar 400 meter dari JKS berdiri masjid bersejarah Al-Ikhlas yang dibangun Dipati Amir bin Bahren dan Panglima Hamzah (Cing) bin Bahren, pemimpin pemberontakan Rakyat Pulau Bangka yang dibuang Belanda ke Kupang pada 1851. Kita akan bercerita pula tentang masjid ini dalam artikel "Manakah Masjid Tertua di Pulau Timor?" pada 20 Mei nanti. 

Maka seperti JAM, JKS juga "one stop area berbuka puasa". Anda bisa ngabuburit bersama buku-buku di Perpustakaan Daerah, menyeberang jalan untuk membeli takjil saat menjelang azan Maghrib, berbuka lalu berjalan kaki atau menumpang ojek ke Masjid Al-Ikhlas.

JKS, sore nanti akan dipenuhi pedagang penganan tradisional. Dokpri

JAM dan JKS buka setiap sore, tidak hanya di bulan Ramadan. Di bulan Ramadan, kedua tempat itu buka lebih dini, sekitar pukul 15.00. Jumlah pedagang dan jenis jajanan juga bertambah berkali-kali lipat. Ada pedagang yang bahkan menjajakan hingga lebih dari 30-an jenis makanan.

Saat Ramadan, kita dapat jumpai aneka jenis es (es palu butung, es pisang hijau, es buah dan es tebu manis), macam-macam kolak (kolak ubi, kolak pisang, dan sejumlah yang saya tak tahu bahan dan namanya), beragam bubur (bubur kacang hijau, bubur sum-sum, bubur candil, bubur ketan, dan bubur ayam), banyak model kue tradisional dan modern (barongko, karasa, didara, beppa pute, katirisala, cucur, bolu, lemet, nagasari, perut ayam, unti, dan puluhan jenis lain).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline