Lihat ke Halaman Asli

George

TERVERIFIKASI

https://omgege.com/

Mengapa Sebenarnya Sudut Pandang "Matter" dalam Menulis?

Diperbarui: 17 Mei 2018   02:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Sumber: librarianwhodoesntsayshhh.com

Buka telinga hatimu pada lantunan syair Sanai dan Rumi. Di sanalah 'kan Kautemukan jawaban paling benar, mengapa sudut pandang dalam menulis itu penting. 

Kautahu, Ca? Ketika seorang yang sehari-hari menulis (jika agak pedean, Kau boleh menyebutnya penulis) tiba-tiba menulis tentang menulis, itu pertanda ide-ide sedang pergi meninggalkan batok kepalanya.

Seorang yang mencintai menulis sejatinya tidak  menulis tentang tips-tips menulis. Sungguh ia tak paham bagaimana sebenarnya menulis yang baik itu. Yang ia bisa hanya menulis dan terus menulis, berusaha berbagai macam cara agar orang tertarik untuk singgah; terperangkap untuk menyusurkan mata melewati paragraf pertama; bertahan hingga titik penghabisan. Lalu ketika akhirnya mengalihkan pandangan dari layar, si pembaca akan menarik napas lega sambil membatin, "Hmmm, jadi gitu toh."

"Hmmm, jadi gitu toh" adalah tujuan akhir sebuah karya tulis. Benar, Ca. Itu pertanda ia telah menyumbang sesuatu. Itu tanda pertama tulisanmu berdampak. Itu artinya karyamu menggenapi tujuannya.

""Hmmm, jadi gitu toh" serupa saja dengan "ouwh," "ooooh," "oaihhh," yang dibisikkan kekasihmu kala kalian ber...(sensor).  Jika tak ada itu kau akan frustrasi sebab merasa semua akrobatmu sia-sia belaka. Dirimu tak menyumbang apa-apa padanya. 

Saya suka menulis. Setidaknya begitu yang saya kira. Dengan menulis, saya merasa telah berbuat sesuatu. Menyumbang sesuatu. Sebab sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi lingkungannya, sesamanya. Bukankah demikian yang pernah ditulis si bijak Nashiruddin al-Albani?

Tetapi saya bukan seorang yang mempelajari bagaimana menulis yang benar itu. Yang saya lakukan adalah baik untuk saya. Belum tentu lebih baik dan berguna bagimu, Ca. Karena itu, Ca, bacalah ini sekedar sebagai celotehan seseorang yang sedang kering gagasan. Syukurlah jika ada manfaat bagimu.

Kali ini saya ingin berceloteh tentang sudut pandang, Ca. Sebab begitulah admin Kompasiana memberi ulasan sepotong pada artikel-artikel saya yang menempatkan Tilaria Padika dalam jajaran 7 Kompasianer terpopuler bulan Maret ini.

"Yang menarik tulisan-tulisan Tilaria selalu mengambil sudut pandang unik dari isu-isu terkini." Demikian admin menulis. 

Begitu nasip penulis di masa kini, Ca. Hanya pujian dan sepotong ulasan yang Kaudapat. Seolah-olah pujian itulah upah yang kita harapkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline