Lihat ke Halaman Asli

George

TERVERIFIKASI

https://omgege.com/

Puisi| Gelisah Gubuk Galau

Diperbarui: 27 Maret 2017   17:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

diolah dari KOMPAS.com/IRWAN NUGRAHA

Pecah malam sepi
riuh hujan menari
terbangkan nyali

Butir air deras menghantam
bagai batu bunyikan dentum
atap seng tua berkarat
dinding dendang derit sekarat

“Ayah inikah rahmat?
Mengapa laksana laknat?”
peluk erat tubuh ayah
getar bibir bertanya resah

“Ayah apakah rumah kokoh?
Ayah Yakin tak ‘kan roboh?”
ciut hati bocah kecil
risau nasip gubuk mungil

Ayah belai rambutnya lembut
“Sabar, Nak,  buanglah takut
bukan hujan rumah hancur
siang besok kita digusur
Yang baru kita buat mantap
kaubantu kumpul bahan atap
pilih yang terbaik di bukit sampah
malam ini berdoalah  berserah”

***
Tilaria Padika
Timor, 18/12/2016

Mari berbagi duka, Oom-Tante: HANYA NYAWAMU, SRIKANDI

Arsip: PUISI Padika | CERPEN Padika | CATATAN Padika

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline