Lihat ke Halaman Asli

Tiknan Tasmaun

Praktisi herbal sekaligus blogger

Antara Akun Kloning, Nasi Bungkus dan Narsis

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pertama, penulis bukan hendak membahas masalah akun terverifikasi atau tidak. Atau akun memakai data diri (nama dan lain-lain) asli atau samaran. Bukan itu yang penulis hendak  perbincangkan. Mengapa ? Karena berbagai penulis dengan profil nama samaran sudah lumrah di dunia penulisan. Biasanya terkenal dengan istilah nama pena atau nick-name.

Yang penulis bahas adalah berbagai fenomena akun abal-abal alias kloningan dan hubungannya dengan pemanfaatan akun-akun tersebut untuk meraih 'predikat teraktual dan ter-ter lainnya. Fenomena ini ada hubungannya dengan kenarsisan kompasianer yang 'sungguh ter-la-lu' bahkan hingga tiap tanggapan dari kawan kompasianer lainnya yang berbeda pendapat langsung dipancung tanpa ampun.. Kemudian muncul akhir-akhir ini, menjelang pilgub putaran kedua DKI, apa yang dijuluki akun nasi bungkus.

Mulanya penulis tidak percaya bahwa artikel yang bisa muncul dalam katagori 'teraktual' misalnya itu karena hasil rekayasa. Sumpah mati saya kagum dengan para penulis yang tiap tulisannya selalu masuk katagori 'teraktual' ini. Namun dengan membaca artikel @katrokelana yang berjudul "Adi Supriadi Punya Tuyul?" maka penulis jadi paham bahwa tidak semua artikel 'teraktual' itu betul -betul teraktual dalam arti yang sesungguhnya.

Pada artikel tersebut saudara katrokelana menyoroti tulisanAdi Supriadi,pada artikel:  "http://hukum.kompasiana.com/2011/09/20/rok-mini-memperkosa-otak-laki-laki-foto/”> "rokmini memperkosa laki-laki "yg di-vote oleh 31 orang kompasianer, sy pikir ini adalah jumlah vote yg fantastis, mereka yg mem-vote di antaranya adalah:

1.Adi Supriadi (si penulis artikel sendiri), Tanggal Gabung 10 Desember 2010, Jumlah Teman 2074, Jumlah Tulisan 567, Jumlah Komentar 3811, Pilihan Vote Aktual
2.Lintang-Lintang, Tanggal Gabung 4 Juni 2011, Jumlah Teman 0, Jumlah Tulisan 0, Jumlah Komentar 0, Pilihan Vote Aktual
3.Muhammad Amir, Tanggal Gabung 5 Juni 2011, Jumlah Teman 1, Jumlah Tulisan 0, Jumlah Komentar 0, Pilihan Vote Aktual
4.Edi Silikon,Tanggal Gabung 5 Juni 2011, Jumlah Teman 0, Jumlah Tulisan 0, Jumlah Komentar 0, Pilihan Vote Aktual
5.Prof Rere, Tanggal Gabung 5 Juni 2011, Jumlah Teman 0, Jumlah Tulisan 0, Jumlah Komentar 0, Pilihan Vote Aktual
6.Yani Suryani, Tanggal Gabung 4 Juni 2011, Jumlah Teman 0, Jumlah Tulisan 0, Jumlah Komentar 0, Pilihan Vote Aktual
7.Cepot, Tanggal Gabung 5 Juli 2010, Jumlah Teman 0, Jumlah Tulisan 0, Jumlah Komentar 0, Pilihan Vote Aktual
8.Joe Smith, Tanggal Gabung 24 Mei 2010, Jumlah Teman 0, Jumlah Tulisan 0, Jumlah Komentar 0, Pilihan Vote Aktual
9.Azka Nora, Tanggal Gabung 20 Juli 2011, Jumlah Teman 0, Jumlah Tulisan 0, Jumlah Komentar 0, Pilihan Vote Aktual
10.Alosyius Dwi W, Tanggal Gabung 16 September 2011, Jumlah Teman 11, Jumlah Tulisan 0, Jumlah Komentar 0, Pilihan Vote Aktual"....

Saudara Adi Supriadi yang dibahas oleh Sdr Katrokelana ini adalah kompasianer aktif yang dalam profilnya punya banyak  profesi hebat yaitu :Writer, Trainer dan Public Speaker.

Nah, mengenai kenarsisan ini ada juga keluhan dari Saudara Abu Kemal yang menulis artikel "Adi Supriadi Kompasianer Tak Beretika". Dalamtulisan tersebut beliau mengeluhkan tindakan Adi Supriadi yang suka menghapus komen dari pembaca / kompasianer lainnya di lapaknya. "Nickname nya di Kompasiana adalah Adi Supriadi, profilnya di embel2i sangat banyak keterangan yang hebat2,  tetapi dengan pengalaman bagaimana diasuka  se-mena2 menghapus komentar yang ditulis pembacanya, terus terang saya jadi ragu dengan keaslian”segala” yang dia cantumkan di profil.Jika segudang kehebatan yang dia tulis rinci di profilnya itu benar, maka  dia pastilah masih punya etika terhadap pembacanya", demikian sebagian tulisan dalam artikel tersebut.

Mengenai hal ini juga penulis sendiri alami. Pada artikel Sdr Adi Supriadi yang berjudul"Mengintip Strategi Prabowo Menangkan Jokowi di Putaran Kedua Pilkada DKI" saya sempat memberikan komen yang isinya menyetujui tanggapan kompasianer lain. Berikut juga saya tulis "kok tumben, biasanya mendapat vote teraktual banyak dst". Nah selang tak berapa lama komen saya tersebut sudah dihapus.

Terakhir mengenai akun nasi bungkus. Adalah tulisan Sdr. Posma Siahaan yang sangat bagus dalam judul "Menjunjung Tinggi Azas Praduga Tidak Bernasi Bungkus", beliau menerangkan ciri-ciri akun nasi bungkus sebagai berikut :

1.Akun-akun itu baru muncul sesudah putaran pertama, karena ingin mengimbangi perang kampanye di dunia maya yang sebelumnya tidak tergarap dengan baik.

2.Gaya bahasa mendukungnya semurahan nasi dari beras lapuk berkutu yang lama tersimpan di gudang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline