Lihat ke Halaman Asli

Tiknan Tasmaun

Praktisi herbal sekaligus blogger

Antara PKS, Rhoma dan Ketum PBNU: Menyikapi Pilkada Jakarta

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Teka -teki masyarakat terjawab sudah tentang kemana larinya dukungan (elit) PKS. Akhirnya PKS memutuskan mendukung Foke-Nara pada Pilkada DKI putaran kedua ini. Alasan resminya adalah karena Foke-Nara mau menampung program kerja yang dimiliki PKS (seperti banyak disiarkan secara live oleh berbagai media TV). Ada satu alasan lagi yang terlontar yaitu demi kesatuan umat Islam Jakarta.

Namun bagaimana sikap Hidayat Nur Wahid ? Hidayat Nur Wahid mengaku tetap setia mendukung Walikota Solo, Joko Widodo atau Jokowi. Hidayat mendukung Jokowi untuk tetap memimpin Solo hingga akhir jabatannya pada tahun 2015 mendatang.

"Saya dukung dia untuk lima tahun bukan untuk yang lain. Saya tetap setia untuk mengingatkan dia untuk akhir masa jabatan," kata Hidayat kepada wartawan di kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Sabtu (11/8).

Calon gubernur DKI Jakarta yang gagal maju ke putaran dua Pilkada DKI 2012 itu mengaku berhubungan baik dengan Jokowi. Ia bahkan mengaku pernah menjadi juru kampanye Jokowi pada Pilkada Solo pada tahun 2010 lalu. Ia menilai, dirinya dan Jokowi juga memiliki visi yang sama untuk menjadikan Jakarta menjadi lebih baik.

"Hubungan dengan Jokowi hubungan bersahabat kami sesama warga negara Indonesia, dan untuk menghadirkan Jakarta lebih baik. Saya juga pernah jadi jurkam Jokowi," ujar Hidayat. (Sumber : http://m.jpnn.com/news.php?id=136610)

Terlihat sekali  ada kegamangan dalam keputusan PKS untuk berbalik mendukung Foke -Nara. Walau oleh HNW dipelesetkan pada hanya dukungan untuk tetap Jokowi pada posisi wali kota Solo, namun terlontar juga bahwa misi Jokowi adalah sama dengan misinya yaitu menata Jakarta lebih baik.

Artinya, menurut pendapat subyektif penulis, tersurat bahwa posisi PKS 'di hati ingin' mendukung Jokowi, namun apa daya kepentingan praktis politik berkata lain. PKS mendukung Foke - Nara karena adanya deal-deal atau kepentingan politik praktis tertentu.

Lalu bagaimana dengan Bang Haji Rhoma ?

Beliau mati-matian mempertahankan sikapnya bahwa apa yang telah dilakukan (ceramah yang dilaporkan ke Panwaslu) adalah benar. Itu adalah murni ceramah agama. Bukan kampanye. Namun permasalahannya adalah :

- kesan yang mudah ditangkap awam adalah beliau ini timses atau minimal simpatisan Foke-Nara.

- dalam menyampaikan pesan keagamaan yang melarang memilih pemimpin yang tak seagama tersebut Bang Haji langsung menyebut nama calon gubernur yang akan bertanding di pilkada Jakarta putaran kedua. Nah ini yang menjadi masalah.

- ada kesalahan fatal yang menimbulkan fitnah yaitu mengatakan bahwa ibunda Jokowi beragama non muslim, padahal beliau adalah muslim bahkan sudah menunaikan ibadah haji. Dalam hal ini Bang Haji tiada meminta maaf.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline