Lihat ke Halaman Asli

Ruli

Gathering, sharing and make it happen

Dharma

Diperbarui: 15 September 2020   15:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Perputaran dalam siklus membuat ekosistem indah dan memukau tuk diresapi
Kekakuan takkan bertahan selamanya


Meski pohon cemara nyaris simetris,
bayangannya takkan berbaris sama dari pagi hingga sore


Nyatanya jalan tanah berbatu lebih sedap baunya dari jalan aspal hitam nan mulus.
Apalagi saat hujan pertama menjejakkan kakinya pada musim kemarau di atasnya


Aku berbicara tentang jalan tanah berbatu di desa pinggir hutan
Di sana jalanan tanah berbatu berhias rumput,
dan obor sederhana penuh anggun dalam cahayanya ketika malam menyambut.

Tak ada bosan menggoda ketika menyusurinya
Yang ada kagum dan penasaran hinggap pada sepasang kaki yang tak kunjung puas melangkah

Padanya terletak sakral penghuni desa
Tiap sebulan sekali ia dirawat
Keberadaanya dijaga selalu oleh kaki para penghuni desa
Ia pun dihormati sebagai urat nadi transportasi

Ahhh. . .
Akan lengkap dirinya dengan desiran air pada parit di pinggiran
Lalu sembari bayu dengan sopan menyalami kulit dan sesekali membelai rambut

Meski jarang dilalui roda yang berputar, bukan berarti dia kaku
Dialah salah satu sebab perputaran
Menjadi fasilitas tugas yang tak pernah dilepas, meski sering dihempas

Bentuknya saja tak pernah kaku
Akan berdebu dan kerikil terhampar dengan batu berserakan kala kemarau
Akan becek dan tertanam lumpur dibeberapa kubangan ketika penghujan
Indah terlihat dengan dedaunan menguning saat gugur menyambut musim kemarau

Begitulah dharma bekerja
Akan terus berputar seirama rasa




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline