Lihat ke Halaman Asli

Ruli

Gathering, sharing and make it happen

Kenapa Pendidikan Harus Berubah?

Diperbarui: 14 Agustus 2020   19:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“I did it my way..” Demikian salah satu petikan dari lagu My way yang ditembangkan oleh Frank S. yang mengisahkan tentang perjalanan panjang yang telah dilalui dengan jalannya sendiri. Petikan tersebut berartikan “Aku melakukan dengan jalan ku sendiri.” Demikian juga halnya dengan sebuah bangsa yang berkembang sejalan dengan perkembangan pendidikannya.

Pendidikan, berkembang mengikuti pemerintahan atau trend politik dari bangsa tempat pendidikan itu berlangsung. Pendidikan yang disoroti dalam tulisan ini adalah pendidikan mulai dari zaman pemerintahan monarki. Pada masa monarki dengan sistem pemerintahan feodalnya, pendidikan hanya milik segelintir orang yang berkedudukan pada singgasana kerajaan dan antek-anteknya. Pembutaan pengetahuan dengan menutup akses pendidikan menjadi trend yang lumrah pada masa itu.

Hal ini dilakukan untuk menjaga status quo yang para pemegang kekuasaan. Pemikiran mitos yang menjadi pemikiran inti menjaga kondisi ini tetap berlangsung. Kepercayaan yang begitu besar pada agama dan pemerintahan kerajaan membuat pendidikan hanya terbujur kaku pada sederetan bilangan orang saja. Sistem yang kaku menjadi pemandangan dari masa feodal.

Pendidikan selalu berkembang. Perkembangannya sendiri tidak lekang dari masyarakat yang selalu memiliki sifat resistan pada peraturan yang ada dan tiga unsur yang diutarakan oleh Ignas Kleden yang ada dalam masyarakat yaitu politisi, ilmuwan dan seniman selalu menjadi parodi tak terhentikan dalam mendorong lahirnya rovulusi.

Revolusi menjadi isu hangat yang mulai mencuat kepermukaan. Revolusi sendiri merupakan bunga dari adanya evolusi manusia yang selalu berjalan beriringan dengan waktu. Ilmuwan mulai mengkritisi sistem pemikiran feodal yakni mitos yang menjaga kedaulatan raja sebagai mandat dari sang pencipta. Seniman mulai mencipta kebudayaan baru berupa benda budaya yang mencirikhaskan perlawanan pada pemilik status quo.

Revolusi Perancis yang terjadi merupakan dobrakan awal menuju pintu perkembangan dan perubahan yang begitu besar pada dunia pendidikan sendiri. Setelah revolusi Perancis bergulir, pendidikan mulai menyebar keseluruh aspek masyarakat. Kasta tidak lagi dijadikan pembatas akan pendidikan yang diperoleh.

Sekolah-sekolah mulai membuka diri pada semua kasta yang ada dalam masyarakat. Sekarang pendidikan yang ada terus berkembang semakin pesat karena, semakin banyak yang menerima pendidikan semakin banyak juga orang yang terbuka wawasannya dan tentunya semakin banyak penemuan yang berlangsung.

Penemuan mesin uap merupakan salah satu buah dari terbukanya wawasan. Penemuan mesin uap kemudian merambah ke segala sektor, tidak terkecuali transportasi. Transportasi mulai membuka jalan ke tempat-tempat baru yang belum pernah terjamah oleh dunia Eropa. Kenapa Eropa? Pergolakan Eropa menjadi rintisan jalan bagi segelintir kaum pedagang yang selama ini memegang kendali atas penjelahan yang berlangsung. Kaum pedagang yang selama ini tertutup oleh pemegang kekuasaan kerajaan muncul sebagai aristokrat baru.

Mereka mulai mengambil alih perekonomian yang berlangsung. Para pedagang dengan jalan barunya mulai mengkoloni masyarakat yang ada untuk diraup keuntungannya. Pengerukan keuntungan ini menjadi komoditas baru pada kalangan aristokrat. Dunia baru yang telah mereka jelajah mulai dijadikan koloni pasar yang melambungkan strata ekonomi dan menggulingkan kekuasaan dari penguasa lama kedalam pangkuan kaum kapitalis.

Pendidikan pada zaman ini sangat instrumental. Pendidikan mulai dijadikan ajang pemupukan pekerja. Pekerja-pekerja yang terampil dihasilkan dari pendidikan yang terampil. Hal ini merubah muka pendidikan yang selama ini murni merupakan sarang dari ilmu menjadi pabrik besar pekerja yang kelak siap digunakan di dunia industri. Industri yang muncul dari kolonialisme perlahan melahap tujuan pendidikan peninggalan kerajaan. Alih-alih membebaskan masyarakat dari penguasa pendidikan justru menciptakan tekanan baru pada masyarakat yang dinaunginya.

Dunia baru yang telah dirintis para pedagang, kini juga merasakan cipratan dari pencerahan pengetahuan pendidikan dari benua biru. Koloni pedagang yang menghasilkan dunia baru, berubah menjadi pengusaha yang menguasai sarang baru dari revolusi. Indonesia yang merupakan salah satu dunia baru itu mulai melahirkan pribumi-pribumi yang melek pendidikan. Pendidikan yang mereka dapat dari benua biru membuka pandangan dan mata mereka akan tanah yang mereka miliki yang ternyata selama ini telah dikoloni oleh penguasa dunia biru yang baru. Para putra pribumi yang terdidik memulai pergerakan dengan menggunakan pendidikan itu sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline