Lihat ke Halaman Asli

TIKHO BORNEO

포도밭에서 일하다 ( MAHASISWA )

St. Eulalia dari Merida - Seorang Santa Yang Berusia Masih Sangat Muda

Diperbarui: 24 April 2023   10:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

St. Eulalia dari Merida

Gadis Berang

Eulalia lahir pada tanggal 290 di Merida. Sejak kecil, ia telah mengenal kekristenan dari kedua orang tuanya. Namun, saat itu kekristenan tumbuh dalam situasi penganiayaan. Jemaat kristen dihantui ketakutan. Para penguasa Romawi kala itu bersikap keras terhadap orang-orang kristen. Jemaat kristen awal ini dikejar-kejar dan dipaksa menyangkal iman mereka. Tak segan-segan pemerintah romawi menghukum siapa saja yang tak mau menyembah dewa-dewi Romawi. Kaisar-kaisar Romawi begitu bernafsu memusnahkan orang-orang kristen.

Konon, ayah Eulalia adalah seorang senator romawi. Tetapi Eulalia seakan tumbuh tanpa memperdulikan status sang ayah. Ia sering mengungkapkan iman nya akan kristus dimuka umum tanpa canggung. Tak heran jika banyak orang mengenalnya sebagai gadis kristen yang saleh. Nilai-nilai kristen seperti cinta kasih dan kerendahan hati seolah terpancar dalam dirinya dan membuatnya berani menceritakan tentang imannya kepada teman-teman sepermainan.

 Menginjak remaja, Eulalia mulai mengenal kebobrokan hidup para bangsawan. Kehidupan istana penuh dengan maksiat. Mereka bergelimangan harta, senantiasa pesta pora dan bermain wanita. Situasi ini amat memuakkan bagi Eulalia. Ia pun membatasi pergaulannya. Wajar Sikapnya itu membuat banyak remaja laki-laki yang sekali tak menaruh perhatian padanya. Padahal wajah Eulalia tak kalah manis dengan gadis-gadis di Merida.

Kemuankannya memuncak menjadi kebencian kepada sang kaisar. Kala itu, kaisar Diocletianus mengeluarkan titah, semua orang baik muda maupun tua, kaya dan miskin wajib mempersembahkan kurban kepada dawa-dewi Romawi. Keputusan ini membuat orang-orang kristen berbondong-bondong mencari perlindungan didesa-desa terpencil, bahkan di hutan-hutan. Bila ada yang berani menentang, nasibnya di ujung tombak dan pedang algojo Romawi.

 Semenjak titah ini dimaklumkan, banyak orang menjadi penyembah berhala. Hidup bak robot dengan menjalankan seluruh perintah kaisar. Banyak orang kristen merasa kebebasannya direnggut demi patung-patung venus dan Apolos. Situasi ini mendatangkan kepanikan bagi orang tua Eulalia. Sang ibu menyembunyikannya di sebuah desa di dekat sungai Albarregas, Wilayah Merida dengan harapan aman dan luput dari kejaran Diocletianus. Namun Eulalia merasa iman iman nya perlu diungkapkan secara pantas. Menjadi orang kristen tidak harus bersembunyi pada saat Gereja dikejar-kejar dan dianiaya. Seorang kristen harus keluar menyebarkan iman, meski nyawa taruhannya.

Medantang Kaisar

Ahli-ahli bersembunyi, Eulalia malah mendatangkan istana kaisar guna bertemu Diocletianus. Dihadapan kaum penyembah berhala, ia menghina dewa-dewi yang diamini sebagai pelindung Romawi. Ia melontarkan sumpah serapah kepada kaisar Diocletianus. Menurutnya, ketetapan kaisartelah menggebiri iman orang kristen. Karena itu, ia pun dengan berani mengumumkan, " saya pengikut kristus dan tidak akan menyembah berhala!"

 Kaisar Diocletianus terus memaksa Eulalia melupakan imannya. "Kamu akan dilepaskan setelah kamu menyentuh sedikit garam dan kemenyan yang digunakan untuk penyembah dewa-dewi Romawi. Namun Eulalia justru membuang persembahan itu dan meludahi wajah Diocletianus. Tindakannya ini sontak membuat Diocletianus naik pitam.

Eulalia tak sedikitpun merengek. Ia malah bermadah dan bersyukur. Ia hanya ingin menyerahkan diri demi kristus. Para algojo kian beringas. Mereka pun muali membakar rambutnya. Kabaran api sekejap menghanguskan rambut dan wajahnya. Menjelang ajal, seekor merpati putih keluar dari mulut Eulalia dan terbang di atas tubuhnya. Kemudian tampaklah salju turun dari atas menutupi tubuhnya.

Orang-orang yang menyaksikan mujizat itu sangat heran dan tercengang. Para algojo pun takut dan berlarian meninggalkan tubuh yang sudah hangus terbakar. Eulalia wafat sekita bulan Agustus 304. Jazatnya kemudian diambil dan dimakamkan secara sembunyi-sembunyi oleh orang-orang kristen Merida.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline