Lihat ke Halaman Asli

Apakah Pacaran Itu Harus? Ya Harus Dihindari!

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Apakah pacaran itu harus?

Ya, harus dihinndari.. heheheee

Kawan, sepertinya pacaran sudah menjadi hal yang sangat lumrah dan menjadi semacamkebutuhan pokok. Mungkin sekarang bukan sembako lagi namanya, tapi sepbako alias sembilan bahan pokok tambah satu “pacaran” jadi sepuluh bahan pokok. Hihihiii... maksaaaa!

Hampir semua manusia yang sudah “beger” alias puber menjalani hubungan tidak jelas berjudul “pacaran”. Bahkan anak SD pun sekarang sudah mengenal yang “begituan”, pacaran maksudnya,..hehe. Orangtua pun sudah tidak khawatir lagi karena ini sudah menjadi kebiasaan anak muda zaman sekarang. Ya, zaman edan. Zamannya setan semakin penuh menyesaki bumi dan menyeret manusia dengan mudah ke neraka. Naudzubillahi mindzalik.

Kawan, kenapa saya bilang pacaran itu hubungan yang ga jelas? Yaiyalah ga jelas. Hubungan itu Cuma ada hubungan keluarga, suami-isteri, kerabat,sahabat, dan teman. Nah terus pacar itu apa? Keluarga bukan, suami bukan, kerabat bukan, sahabat bukan, teman juga bukan. Ga jelas banget kan posisinya?Pacaran itu hubungan yang paling ngambang sedunia.

Lalu apa sih sebenarya pacaran menurut orang2 yang menjalaninya?

Pacaran itu menyatukan dua hati, saling berbagi cinta danmenjaga hubungan yang harmonis. Ah masa sieh? Nyook kita kupas satu persatu!

Pacaran itu menyatukan dua hati. Yang ini ada benarnya juga sih. Mereka yang pacaran adalah dua orang yang sama2 merasakan getaran2 naluriah yang indah yang mereka sebut cinta.

Baiklah kawan, cinta memang anugerah dari Tuhan kepada setiap insan.Tapi kebanyakan cinta yang terjadi adalah semu. Rasa dan sensasi yang membuat hati kita mabuk, menggelembungkan egoisme ingin memiliki dan menghidupkan ruh-ruh birahi yang seharusnya masih tertidur.

Cinta yang mereka maksud kebanyakan adalah palsu . Mereka mengatasnamakan cinta untuk memperoleh kesenangan yang seharusnya tidak boleh. Mereka begitu mendewakan cinta sehingga melupakan jati dirinya sebagai makhluk Tuhan yang beradab. Mereka dengan bangga mendendangkan pengorbanan cinta terhadap pasangannya tanpa sadar bahwa mereka telah menjadi korban setan.

Kawan, cinta tidak pernah salah, cinta bukan suatu kesalahan, ia teramat suci untuk dinodai dengan “perbuatan yang salah”.

Cinta yang benar itu bukan menjerumuskan kita pada bara api, tapi menjaga kita agar tidak terbakar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline