Lihat ke Halaman Asli

tika habeahan

Be do the best

Tidak Ada Sukses yang Instan

Diperbarui: 12 Desember 2021   21:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi faktor pembentuk kekhasaan/karakter seseorang. (sumber: shutterstock.com/By Vlue via kompas.com)

Membaca buku harian yang telah usang dan sudah lama adalah sesuatu yang menyenangkan bagiku. Saat ini adalah tahun ke -11 bagiku selama hidup membiara. Susunan buku haria masih terpampang jelas dari tahun ke tahun. 

Tadi sore saya meluangkan waktu sebentar untuk membacanya satu per satu. Ada beberapa lembar atau beberapa peristiwa yang saya baca masih mengundang bawang tapi tak sedikit dari kisah-kisah itu yang membuatku menangis terharu bahagia.

Salah satu peristiwa yang membuatku menangis ialah peristiwa dimana pertama kalinya mengajar di TK tanpa bekal apapun. Semuanya otodidak. Tahun pertama saya mengajar di TK itu saya pernah mengalami kegagalan. 

Kegagalan terjadi akibat ketidak mampuanku untuk menguasai kelas sehingga pembelajaran tidak berlangsung dengan baik.Namun,banyak juga keberhasilan yang membuatku menangis terharu bahagia. Saat itu aku berkata," Ternyata aku bisa ".

Setelah selesai membaca beberapa buku harian saya,saya beranjak menuju kapel. Saya hendak mensyukuri pengalaman itu dan sejenak merenungkannya kembali. 

Dalam keheningan itu saya menyadari kegagalan-kegagalan yang pernah saya alami dan ternyata saya pernah mengalami situasi sulit bahkan sungguh sulit tepatnya pada tanggal 25 desember tahun 2018. 

Saat itu saya jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Namun kesulitan atau kegagalan itu tidak menghentikan semangatku.Hingga sekarang saya masih dapat bertahan dan melangkah maju,tentu saja ini semua karena berkat Tuhan dan sikap pantang menyerah dari saya.

Memang kegagalan tidak pernah mendominasi hidup saya yakin dan percaya hal itu. Akan tetapi adalah hal yang lebih baik jika saya selalu menyadari bahwa gagal dan sukses itu ibarat sisi mata uang yang selalu berdampingan. Yah,kalau tiidak gagal,yah sukses. 

Tapi satu hal yang saya yakini bahwa gagal itu adalah bagian dari proses menuju sukses. Gagal itu adalah bagian dari perjalanan hidup agar mampu menemukan jati diri yang sejati.

Satu hal yang membuat saya bahagia dalam permenungan itu bahwa saat ini saya telah menggenggam apa yang saya cita-citakan sedari dulu yakni seorang guru. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline