Lihat ke Halaman Asli

Tika Cindy

MAHASISWI

Kreasi Tanaman Toga Inovatif Untuk KKN Berkelanjutan

Diperbarui: 21 Juni 2024   18:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Evaluasi dan Hasil Poster Toga/dokpri

Essai: Kreasi Tanaman TOGA Inovatif untuk KKN Berkelanjutan

Pendahuluan

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan program wajib bagi mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang bertujuan untuk mengimplementasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah diperoleh selama kuliah ke dalam kehidupan masyarakat. Salah satu kegiatan yang sering dilakukan dalam program KKN adalah pengembangan tanaman obat keluarga (TOGA). Tanaman TOGA memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, namun seringkali masih belum dioptimalkan secara inovatif dan berkelanjutan. 

Oleh karena itu, kreasi tanaman TOGA inovatif dapat menjadi salah satu solusi untuk mendukung KKN berkelanjutan. Potensi dan Manfaat Tanaman TOGA Tanaman TOGA terdiri dari berbagai jenis tanaman yang memiliki khasiat obat dan telah digunakan secara tradisional oleh masyarakat Indonesia.

 Beberapa contoh tanaman TOGA yang umum dijumpai antara lain jahe, kunyit, kencur, temulawak, daun sirih, dan lidah buaya. Tanaman-tanaman ini memiliki manfaat yang luas mulai dari pengobatan penyakit ringan hingga pencegahan penyakit kronis. Misalnya, jahe dikenal memiliki sifat antiinflamasi dan bisa membantu meredakan gejala flu, sementara lidah buaya sering digunakan untuk perawatan kulit dan penyembuhan luka. 

Desa Medokan Semampir, yang terletak di Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya, merupakan salah satu desa yang berpotensi besar dalam pengembangan tanaman obat keluarga (TOGA). Lahan TOGA di RW 02 desa ini memanfaatkan area pekarangan rumah warga, lahan kosong, serta beberapa area publik yang belum termanfaatkan secara optimal.

Rumusan Masalah

Setelah melakukan observasi di Medokan Semampir, ditemukan beberapa permasalahan utama pada lahan TOGA :

  • Keterbatasan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam menanam dan merawat TOGA.
  • Tingkat partisipasi dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya TOGA.
  • Tidak ada potensi untuk mengembangkan usaha berbasis TOGA sebagai sumber pendapatan tambahan bagi Masyarakat.

Metode Pelaksanaan

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan serangkaian kegiatan sebagai berikut:

  • Melakukan survey untuk mengidentifikasi kondisi fisik dan kimia tanah, sumber air, serta topografi lahan.
  • Analisis hasil survey untuk menentukan jenis tanaman TOGA yang paling cocok ditanam di lahan tersebut.
  • Membersihkan lahan dari sampah, kemudian olah tanah dengan cara digemburkan dan diberi pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan.
  • Memilih bibit tanaman TOGA yang berkualitas dan tahan penyakit.
  • Melakukan penyiraman, pemupukan, penyiangan, dan pengendalian hama secara rutin.
  • Melakukan monitoring secara berkala untuk mengevaluasi perkembangan tanaman dan kesesuaian dengan rencana awal.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline